1979

01 Smarandhana, Cerita Rakyat, West Hampstead, London, Minggu, 14 Januari 1979

02 Ratu Kidul,  Cerita Rakyat, West Hampstead, London, Sabtu, 12 Mei 1979

03 Pusuk Buhit,  Cerita Rakyat, West Hampstead, London, Sabtu, 12 Mei 1979

 

===============================================================

 

01 Smarandhana

Muka yang tersenyum pada perjalanan hidup

Tawa jenakanya gambaran ceria dunia

Lambang cinta kasih dari pemelihara manusia

Bibirnya bimbingan nasihat milik para leluhur

Semar Cahaya Buana di pelayanan Semar mengajar

Semar yang tak pernah ada hidup di hati para pencinta

Ia selalu tersenyum dalam khayal manusia

(Cerita Rakyat) (H1/14/01/1979)

[Back]

 

 

 

02 Ratu Kidul

Putri nan jelita, Kanjeng Ratu Kidul

Jelita kecantikanmu penuhi segara selatan, O Ratu

Kekuasaanmu tak tertandingi di gelora badai

Yang berkali-kali menghantam pantai selatan Jawadwipa

Sang Bayu bisikkan namamu yang getarkan hati manusia

Timbulkan kenangan akan mereka yang ombakmu minta

Mengapa engkau tunjukkan Kejamnya kekuasaanmu, O Ratu

Mengapa kecantikanmu tak berhiaskan kelemah-lembutan

Dikau dara rupawan junjungan pencinta legenda

Lindungilah mereka yang mencari ikan di lautmu

Dan mencari sarang burung di tebing-tebing menjulang

O Dewi, kasihanilah mereka yang memohon kepadamu

(Cerita Rakyat) (H7/12/05/1979)

[Back]

 

 

 

03 Pusuk Buhit

Sang anak raja kini kembali

Kembali dari renungan nan dalam

Pohon Nanggarjati dilewati sudah

Terngiang masih ucapan para leluhur

Dan nasihat Batara Guru Soripada

Kembali, kembali dari usahamu anakku,

Rahasia hidup tak kan kamu jangkau

Menghentak kecewa sang pangeran

Bangkit berdiri tuk menantang langit biru

Ditudingnya tempat persemayaman Sang Pencipta

Lalu teriak lantangnya penuhi alam sekitar

Wahai Debata … Debata Mula Jadi Na Bolon

Kala beberapa bersuka berpesta

Hadapi santapan di piring, dihibur tabuhan gondang

Hamba tampak pula mereka yang menderita, terlunta merintih lapar, 

Ditolak dari pintu ke pintu, dan dari rumah ke rumah

Mereka yang perkasa menindas yang lemah

Mereka yang lemah terbuang sia-sia

Wahai Debata yang tak berasal,

Mengapa nasib berbeda-beda

Mengapa hidup ini tak seindah tanah Batak

Dan tak sejelita danau Toba

Wahai Debata Mula Jadi Na Bolon,

Berilah hamba sabda dan pengertian!

 

Sang pangeran duduk terdiam,

Angin semilir bertiup menghembus wajahnya

Alam sekeliling sunyi senyap

Sesenyap kepekatan rahasia hidup

(Cerita Rakyat) (H7/12/05/1979)

[Back]

 

 

[BeN Poetica ] -[Puisi Bebas] 

 

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 08/09/2015