[ 1992 ]

******************************************************************************************

01 Keheningan, Goresan Pena, Kemanggisan, Jakarta, Jumat, 16 Oktober 1992

02 Keheningan, Goresan Pena, Kemanggisan, Jakarta, Malam Sabtu, 24 Oktober 1992

03 Keheningan, Goresan Pena, Kemanggisan, Jakarta, Sabtu, 31 Oktober 1992

04 Kekosongan, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 1 November 1992

05 Keadaan, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 1 November 1992

06 Kelahiran, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 1 November 1992

07 Keindahan, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 1 November 1992

08 Kecerahan, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 1 November 1992

09 Keutuhan, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 1 November 1992

10 Kesunyian, Samadhi, Kebayoran, Jakarta, 1 November 1992

11 Kehadiranmu, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Malam Sabtu, 7 November 1992 

12 Panji Kerakyatan, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 14 November 1992

13 Sangkan Hurip, Goresan Pena, Kuningan, Selasa, 17 November 1992

14 Puas Sesaat, Goresan Pena, Harjamukti, Cirebon, Selasa, 17 November 1992

15 Gairah, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Jumat, 20 November 1992

16 KeraguanGoresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Jumat, 20 November 1992

17 Sumber Semesta, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Jumat, 20 November 1992

18 Panji Perjuangan, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 21 November 1992

19 Iman - Harap - Kasih, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 21 November 1992

20 Malam Natal, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Malam Sabtu, 5 Desember 1992

21 Sutra Rasa, Tuntunan Laku, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 1992

22 Kemanakah, Tuntunan Laku, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 1992

23 Ajaranmu, Tuntunan Laku, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 1992

24 Juru Syafaat, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 1992

25 Kabut Gelap, Sebuah Doa, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 1992

26 Curahkanlah, Sebuah Doa, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Desember 1992

 

******************************************************************************************

 

Goresan Pena

 

01 Keheningan

Berdiam di dalam keheningan

Berdoa di dalam keheningan        

Berpikir di dalam keheningan

(H6/16/10/1992)

[Back]

 

 

                      02 Keheningan

Rasakanlah kesunyian dalam keheningan batinmu

Dan resapilah kekuatan yang memenuhi dirimu                 

Karena di dalam keheningan bersemayam kuasaNya

Yang bergerak mengarahkan segenap kehidupan yang ada

 (M/H7/24/10/1992)

 [Back]

 

 

03 Keheningan

Di dalam diriku ada hati yang baru

Yang dipenuhi dengan semangat menyatu

Di dalam batinku ada roh yang bersuka

Yang bergembira di tengah alam terbuka

Di dalam relung hatiku ada gairah

Dan alunan kidung pujian yang indah

Di dalam kehidupanku ada hidup!

(M/H7/31/10/1992)

[Back]

 

 

 

Samadhi

 

04 Kekosongan

Kekosongan yang tak mengenal batas

Adalah awal samadhi dan segala-sesuatu

Menjadi latar-belakang seluruh alam raya

Kesunyian itu mendahului berbagai suara              

Kesenyapan yang mendalam adalah sumber

Dan dasar semua gerakan yang bermunculan

Menjadi rangkaian peristiwa yang tak henti!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

 

05 Keadaan

Ketika keadaan dilahirkan dari ketidak-adaan

Dan aliran peristiwa kejadian itu mulai bergerak

Maka pengejawantahan yang pertama terlihat

Oleh mata batin yang merasakan kehadirannya              

OM mengalun lembut bagaikan irama nada

Melambangkan apa yang kini telah ada

Untuk mengisi suasana ketidak-adaan!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

 

 

06 Kelahiran

Apa yang telah ada selanjutnya bergerak

Melipat-gandakan untuk memperbanyak

Dan melahirkan keadaan-keadaan lainnya

Sehingga keadaan yang satu kini menjadi tiga             

Dirinya dan dua keadaan yang berlawanan

Dengan kekosongan sebagai dimensi keempat

OM A HUM tergelar memenuhi ketiga dimensi!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

                  07 Keindahan

OM MANI PADME HUM terdengar bagai kidung

Pujian kepada mustika di tengah teratai yang indah

Yaitu keilahian yang bersemayam dalam batin

Kadangkala terlihat seringkali tersembunyi

Lalu ketujuh arah angin bertemu pada titik tengah

Dan ketujuh warna pelangi terpadu dalam cahaya

Ketika daya ketujuh chakra menjadi satu gaya!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

 

08 Kecerahan

Lalu gerakan raga memeluk erat gerakan jiwa

Kemudian keduanya melekat pada gerakan sukma

Dalam pencerahan batin hanyalah satu yang ada

Yaitu pujian kepada sumber kehidupan yang esa          

OM MANI PADME HUM menjadi OM A HUM

Yang tak terhitung itu kembali menjadi tiga

Demikianlah gerakan samadhi terus berjalan!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

 

                 09 Keutuhan

Di dalam Tuhan manusia menemukan keutuhan

Bersama Tuhan ia memperoleh kepribadiannya

Dan bagi Tuhan kehidupannya dipenuhkan

Kebahagiaan dan penderitaan hanyalah jalan            

Untuk mengenal kehendak dan rancanganNya

Lembut terdengar suara gita semesta yang indah

OM kembali memenuhi relung-relung hati!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

 

10 Kesunyian

Kesunyian kembali memenuhi alam sekitar

Kesenyapanpun merasuk membawa keteduhan

Kekosongan diri menantikan pengisian Tuhan

Yaitu kasih karunia Allah yang berkelimpahan          

Ketika manusia tak berdaya Tuhan akan bekerja

Pada waktu berdiam diri ia mendengar kata Tuhan

Tiada lain yang ada baginya kecuali rasa syukur!

(H1/01/11/1992)

[Back]

 

 

Goresan Pena

 

11 Kehadiranmu

Aku sambut kedatanganmu wahai sahabat dan kekasihku

Serta kugenggam erat sepenuh hati uluran tanganmu

Kehadiranmu sungguh menggusur kehampaan di dalam hati

Mengoyak tabir ketidak-tahuan untuk menyingkapkan arti                  

Betapa keindahan memenuhi hari-hariku di perjalanan

Yang bersama dikau kini kulintasi dengan kesukaan

Berjalanlah bersama daku dan jagalah langkahku!

(M/H7/07/11/1992)

[Back]

 

 

                       12 Panji Kerakyatan

Gerakan batin membawa diri

Semangat hidup harus dicari

Menggali arti dalam bejana

Temu sejarah pusaka lama                             

Panji perjuangan, kibarkanlah

Gema kerakyatan, dengarkanlah

Bangkitlah hai putra-putri bangsa!

(H7/14/11/1992)

[Back]

 

 

13 Sangkan Hurip

Jauh kita datang ke Sangkan Hurip

Tuk merenungkan perjalanan nasib

Kita meraba rasa dan membaca cita

Lalu di dalam karsa mencari makna

Saudaraku, peganglah erat tanganku

Sahabatku, berilah aku cintamu

Mari kita buktikan kepada dunia!

(H3/17/11/1992)

[Back]

 

                       14 Puas Sesaat

Betapa aku tak akan merasa puas

Dan beban di hati menjadi lepas

Aku dikelilingi orang-orang pintar

Bagi mereka tak ada hal yang sukar               

Aku didukung orang-orang hemat

Bagi mereka pengeluaran haruslah tepat

Aku yakin, usaha kita pasti kan maju!

(H3/17/11/1992)

[Back]

 

15 Gairah

Ketika cinta tumbuh memekar

Gairah diri gemilang memancar

Jiwapun terayun gapai asmara

Hanyutkan raga dalam senggama       

Sepenuh rasa ketulusan hati

Rela diserahkan harta yang suci

Betapa mulianya ungkapan kasih!

(H6/20/11/1992)

[Back]

 

 

                           16 Keraguan

Bila yang indah dikatakan tak benar

Mampukah diriku mengerti yang samar

Karena kini hati penuh semarak

Irama nada kidung agung berarak                  

Sehingga sirna sesal dan penyesalan

Lenyap diganti gaungan kesukaan

Betapa dahsyat daya cinta insani!

(H6/20/11/1992)

[Back]

 

 

 

17 Sumber Semesta

Tuhan adalah sumber segala yang ada

Dalam keesaan amat kudus namaNya

Alam semesta buah tanganNya yang indah

Kesatuan hidup yang bergerak terarah           

Manusia dijadikan untuk bertumbuh

Menuju kemuliaan kasih yang utuh

Sungguh ajaib rencana agung Ilahi!

(H6/20/11/1992)

[Back]

 

 

 

                            18 Panji Perjuangan

Panji perjuangan megah perkasa dalam kibaran

Gema kerakyatan agung gaungnya di pendengaran

Marhaen bangunlah dari nyenyak tidurmu yang panjang

Sarinah ingatkan kami akan semangat menantang               

Dikaulah mahkota percintaan rakyat negeriku

Bangga diriku karena tumbuh dalam asuhanmu

Marhaen dan Sarinah, terimalah hormat dariku!

(H7/21/11/1992)

[Back]

 

 

 

19 Iman - Harap - Kasih

Iman mengantar aku ke pintu kasih karunia

Memimpinku di jalan keselamatan manusia

Harap menerangi tiap langkahku di perjalanan                                     

Meyakinkan hatiku dalam setiap pengalaman

Kasih Allah menaungi diriku yang tak berdaya

Menutup kelemahanku hingga dapat kuberjaya

Dengan iman dan harap dalam kasihNya aku melangkah!

(H7/28/11/1992)

       [Back]

 

 

20 Malam Natal

Pijar meraih menyala terang di ufuk timur

Sinar cerah gemilang datang mengantar syukur

Bumi riang bersuka cita karena Tuhan

Sudi untuk melawat umat di tengah jaman                

Gelap pekat di hati kini terusir pergi

Kasih suci ilahi ganti penuhi diri

Sungguh indah kuasa Allah di malam Natal!

(M/H7/05/12/1992)

[Back]

 

 

Tuntunan Laku

 

21 Sutra Rasa                                                                       

Sutra rasa yang halus menjaring jiwa

Rantai besi yang kokoh mengikat raga

Buah angan yang palsu menjajah diri

Gerak cinta yang dusta menawan hati             

Daya sukma yang rapuh menolak terang

Gaya nafsu yang cemar merusak pandang

Beri aku yang bodoh petunjuk hidup!

(H7/12/12/1992)

[Back]

 

                       22 Kemanakah

Kemanakah akan kucari tuntunan laku

Bila bukan kepada engkau ya sahabatku

Pada siapa terdapat langkah yang menapak

Bukankah padamu kekasih orang berbijak     

Engkaulah harapan setiap orang beriman

Pedoman mereka yang mendamba pengasihan

Berbicaralah kawanku dan ajarlah kami!

(H7/12/12/1992)

[Back]

 

 

23 Ajaranmu

Ajaranmu sungguh indah menawan hatiku

Sentuhanmu amat mesra membelai jiwaku

Basuhanmu sangat sejuk segarkan kawanan

Manusia sesat langkah terlupa panduan                      

Suaramu merdu panggil semua terhimpun

Berkelompok datang dalam pelukan pengampun

Pemulihan diri kini menjadi tawaran

(H7/12/12/1992)

[Back]

 

 

Goresan Pena

 

24 Juru Syafaat

Engkaulah pengemban Kristus yang terus melangkah

Melintas mengarung waktu yang jalan terarah

Engkaulah musafir doa dan juru-syafaat

Penjaga gerakan iman dan pandu imamat     

Engkaulah gembala jiwa tak ada tandingan

Penyuluh jemaat kudus tak takut hambatan

Di dalam teladan suci kau beri pimpinan!

(H7/19/12/1992)

[Back]

 

 

Sebuah Doa

 

25 Kabut Gelap

Kabut gelap penuhi medan pandang

Sinar kelam terangi tempat lapang

Gema batin arahkan jalan langkah

Isi hati tetapkan sikap gagah

Sabda suci tersusun bagi jiwa

Cerah budi mengalun dalam tapa

Bangun juang tamtama bangkit menang!

(H7/26/12/1992)

       [Back]

 

 

                  26 Curahkanlah

Curahkan seluruh isi hatimu

Naikkan ungkapan doa hidupmu

Peganglah uluran tangan Almasih

Urapan menyentuh umat terkasih                    

Bejana surgawi kini dituang

Gerakan Ilahi datang sekarang

Bersuka semua sambut diriNya!

(H7/26/12/1992)

                             [Back]

 

 

[BeN Poetica [Puisi Rima II]

 

COLDA Air Minum Sehat               COLDA Mineral Spring Water              Sumber Air Pegunungan diproses secara Higienis      *** COLDA ***

 

Air Minum_C O L D A_ Air Minum 

Mineral Drinking Water

Hubungi Customer Service :

Jl. Palmarah Barat No. 353 / Blok B2 Jakarta Selatan

Phone: (62-21) 530 4843, 7062 1108

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 11/28/2007