Petrus Chandra

01 Hari Ini  02 Aku Percaya  03 Lilin  04 Semut Kecil  05 Tentukan Langkahmu  06 Bakti  07 Pujian  08 Tetap  08 Tetap   09 Bergembiralah  10 Berkat  11 Terima Kasih Bapa  12 Biduk Telah Turun  13 How Many Times  14 Embun Pagi  15 Dua 15 Putra Siang  17 Aku Berkaca  18 Kembali 

   ***************************************************************************************************************************

 

01 Hari Ini

Keluh kesahku, di ujung senja …

Sedu sedanku, di malam kelam …

Hampa tanpa suara …

'Senyum kecilku, di pagi hari …

Langkah tegapku, siap berlari …'

Hadapi hari ini!

Tuhan berkati!

Jakarta, H7/31/10/1992

[Back]

 

 

02 Aku Percaya

Hatiku gembira,

Karena aku percaya.

Wajahku ceria,

Karena Allah bersabda;

'Segala sesuatu yang ada

Ku ciptakan untukmu jua'

Bapa, aku percaya

Jakarta, H4/04/11/1992

[Back]

 

 

03 Lilin

Lilin kecil di tengah malam …

Mampukah dikau memberi terang …

Diterpa badai, tak kunjung usai …

Besok pagi …

habis lilin, habis arti …

Tuhan … , beri daku pekerti …

Untuk tetap memberi arti.

Jakarta, 09/11/1992

[Back]

 

 

04 Semut Kecil

Semut kecil, bekerja dengan rajin

Di musim panas, kumpul rejeki

Semut kecil, Allah Bapa pelihara,

Orang percaya, jangan takutlah!

PadaMu Tuhan …

Aku berserah ...

Tunjukkan jalan, waktu dan arah

Jakarta, H/13/11/1992

[Back]

 

 

05 Tentukan Langkahmu

Angkat kepalamu,

Tentukan langkahmu!

Mintalah, maka Allah akan memberimu …

Berikan Allah, apa yang menjadi hak Allah,

Berikan Kaisar, apa yang menjadi hak Kaisar,

Berikan padamu, apa yang menjadi hak dirimu,

Yakinlah, Allah besertamu.

Jakarta, 21.57, H/20/11/1992

[Back]

 

 

06 Bakti

Bangkitlah kawan,

Atur barisan …

Kami telah lama menanti

Tugas suci untuk negeri

Ini hari kita berjanji …

Kuatkan kami …

Untukmu Bakti, kami berbakti

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

07 Pujian

Pujilah Tuhan,

Karena Ia baik,

Kuduskan Tuhan,

Karena Ia berjanji:

Damai di ujung kaki yang gelap

Istirahat bagi para pekerja.

Agungkan Tuhan, Allah segala bangsa

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

08 Tetap

Dihadapan Tuhan,

Hitam tetap hitam,

Putih tetap putih.

Janganlah kau takut,

Janganlah kau bimbang,

Karena Tuhanlah gembalamu,    

Engkau takkan kekurangan.

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

09 Bergembiralah

Bergembiralah akan hasil hari ini

Berusahalah, agar esok lebih berarti.

Tinggalkan duka hari ini,

Esok memiliki dosa sendiri.

Ini, rejeki hari ini

Esok memiliki rejeki sendiri.

Bergembiralah, kini dan esok hari

Jakarta, 25/12/1992

[Back]

 

 

10 Berkat

Pelita hati kini menyala

Esok hari terang kan tiba

Tataplah dunia dengan gembira

Rasakan berkat dari Sang Bapa

Ulurkan tangan bagi sesama

Salam damai bagi saudara

Ceria sepanjang masa!

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

11 Terima Kasih Bapa

Banyak t'lah air Kau beri

Agar lepas dahaga hati

Lama t'lah daku menunggu

Akhirnya tiba kabar baik Mu

Lembah telah menjadi sendang

Memberi rejeki pagi dan petang

Bapa, terima kasihku tak akan lekang

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

12 Biduk Telah Turun

Biduk telah turun ke laut

Layar telah lama berkembang

Patah kayuh dilanda perang

Pecah biduk diterpa ombak

Selamatlah dikau sampai di seberang?

Ayunkan tangan terus berenang

Kuyakin tiba di pantai terang!

Jakarta, (M)/H7/16/01/1993

[Back]

 

 

13 How Many Times

How many times must a man walk down …

Before you can call him a man.

How many times must a man wash his hands

Before you are sure to take him …

The answer, my friend

Is blowing in the wind

The answer is blowing in the wind

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

14 Embun Pagi

Tak pernah jemu kau datang

Walau siang kan menghilang

Kau berikan kesegaran

Walau dikau kan terlupakan

Embun pagi, suci murni

Embun pagi, pelita hati

Kutunggu dikau setiap pagi

Jakarta, Tanpa Tanggal

[Back]

 

 

15 Dua

Kita mempunyai dua telinga

Agar mendengar dengan sempurna

Kita memiliki dua mata

Agar melihat keagunganNya

Tetapi, kita hanya memiliki satu keluarga

Yang diberkati Allah Bapa

Terima kasih Bapa, atas keluarga bahagia ini

Jakarta, H7/06/02/1993

[Back]

 

 

16 Putra Siang

Bila fajar telah tiba

Tak kuasa kita menunda pagi

Bila petang datang menjelang

Tak kuasa kita menghadang malam

Siang kini telah terbentang

Jangan biarkan waktu terbuang

Berjuang sekarang, hai putra siang!

Jakarta, H7/13/021993

[Back]

 

 

17 Aku Berkaca

Aku berkaca, ini mata penuh luka …

Siapa punya … ?

Kudengar deru menderu, di dalam hatiku … ?

Aku bagai angin lalu …

Malam makin kelam, gelap makin gelap!

Tapi aku tidak sendiri …

Tuhanku besertaku

Setelah lama berkelana,

Jakarta, H3/02/03/1993

[Back]

 

 

18 Kembali

Kembali daku di kala petang

Selesai sudah tugas berjuang

Renungkan hasil dikala malam

Untuk bertugas di hari depan

Mentari pagi kini menanti

Semerbak bunga temani wangi

Hati-hati, jangan jangan kau salah lagi!

Jakarta, Tanpa Tanggal 

[Back]

                                                                               

 

[Soneta Indonesia][Puisi Parakanca]

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 16/06/2015