01 Goresan Pena

01 Malam Asmara  02 Kamis Malam  03 Tatapan Mata

 *************************************************************************************

Malam Asmara

Aku pemuda, seorang diri di kesepian

Ketika dikau, O daraku, datang penuhi kerinduan

Kutatap dikau dan aku tertarik padamu

Maka gelora asmara melanda hatiku

Lalu di kala senyuman bibir merekah

Padamu seorang segalanya terarah

Kudekati dikau dengan sangat perlahan

Kuhampiri dengan sepenuh harapan

O Tuhan, jerit dan doa hatiku                                                  

   Sementara gelora cintaku menderu                                               

Kupeluk ragu tubuhmu, O dara                                           Goresan Pena

Dan engkaupun tersenyum menerima                                   Soneta 001   

 Kurangkul kepalamu, kucium mesra bibir jelita                    Sonetaria

Kita berdua bermesraan, saling meraih cinta                            AD 1975

                                                                                [Back]

 

Kamis Malam, 23.09

Malam itu terasa beku penuh kedinginan

Sementara kayu terbakar di perapian

Angin keras bertiup menerpa jendela

Bunyian malam terdengar bagai suara tawa

Kita berdua saling tersenyum bertatapan

Penuh kehangatan gairah muda berangkulan

Kukecup wajahmu dengan perlahan mesra

Kau di dalam pelukanku menerima

                                             Hidungmu lentik mungil kukecup

                                             Matamu terpejam, setengah menutup

Goresan Pena                        Lalu bibir kita berpagutan melekat

Soneta 002                            Tubuhmu dan tubuhku saling merapat

Sonetaria                                 Bagai orang kehausan bibir kita saling mereguk

AD 1975                                    Ketika tubuhmu hangat mesra kupeluk

                                                      [Back]

 

 Tatapan Mata

Matanya menatap, biru kehijauan dan tajam

Sedikit senyum, pipi putih tergerak, suara menggumam

Rambut pirang terkena sinar tergerai jatuh

Terlihat bagai cahaya kuning pemberi suluh

Dengan lincah ia berlari, melompat dan memukul keras

Tubuhnya lentur dan kuat, bagai singa betina buas

Pikirannya bagai elang liar terbang berpindah tempat

Cepat dan mengejutkan bagaikan tamparan kilat

Bibir merahnya ranum dan kukuh, tetapi lembut

Kala disentuh bagaikan kapas halus menyambut

Tubuh indahnya tegap dan kokoh bagai kuda perkasa     Goresan Pena

Aroma kambing liar di pegunungan, tercium dan terasa       Soneta 012

Ia gadis itu datang, bagai angin sekejap, segera berlalu      Sonetaria

Tinggalkan diriku yang berdiri sendirian termangu                  AD 1975    

                                                                        [Back]

 

 

 

 

[Soneta Namaskara] - [Namaskara Sonnets]

COLDA Air Minum  Sehat                     COLDA Mineral Spring  Water                    Sumber Air Pegunungan diproses secara  Higienis      *** COLDA ***

 

Air Minum_C O L D A_ Air Minum 

Mineral Drinking Water

Hubungi Customer Service :

Jl. Palmarah Barat No. 353 / Blok B2 Jakarta Selatan

Phone: (62-21) 530 4843, 7062 1108

Pengelola Baktinendra Prawiro, Retno Kintoko

Pengelola Baktinendra Prawiro, Retno Kintoko

  

   

   

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 15/08/2012