1975

********************************************************

01 Harum Jerami, Masa Natal, Jakarta, Kebayoran, Minggu, 22 Desember 1975

02 KehendakMu Jadi, Masa Natal, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 22 Desember 1975

03 Juru Selamat, Masa Natal, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 22 Desember 1975

04 Makin Dekat, Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Selasa, 7 Januari 1975

05 Sendirian, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 2 Februari 1975

06 Kejatuhan, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 2 Februari 1975

07 Hei Iblis, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 2 Februari 1975

08 Di Lapang Itu, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 2 Februari 1975

09 Apa Kau Mau, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Senin, 3 Februari 1975

10 Dikehitaman, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Senin, 3 Februari 1975

11 Mama, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 23 Februari 1975

12 Ku Kan Hampiri,Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 23 Februari 1975

13 Birahiku, Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Minggu, 23 Februari 1975

14 Pertemuan, Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Selasa, 4 Maret 1975

15 Kerinduan, Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Selasa, 4 Maret 1975

16 Pesona, Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Selasa, 4 Maret 1975

17 Aku Ini Tunggal, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Rabu, 2 April 1975

18 Inilah Nyanyian, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Senin, 16 Juni 1975

19 Waktu, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Senin, 16 Juni 1975

20 Dunia Baka, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Juli 1975

21 Dua Pelacur, Goresan Pena, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Juli 1975

22 Ku Akan Pergi, Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Juli 1975

23 Jatuh Cinta,Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Juli 1975

24 Hanya Berkawan,Asmara Kata, Kebayoran, Jakarta, Sabtu, 12 Juli 1975

25 Christopher, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Selasa, 19 Agustus 1975

26 Memohon Rasa, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Rabu, 20 Agustus 1975

27 Hujan Turun, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Kamis, 25 September 1975

28 Tubuh Kristus, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Jumat, 26 September 1975

29 Matahari, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Jumat, 3 Oktober 1975

30 Awal Penciptaan,Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Jumat, 3 Oktober 1975

31 Yesus Tuhanku,Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Rabu, 8 Oktober 1975

32 Di Suatu Siang, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Kamis, 9 Oktober 1975

33 Dalam Mimpi,Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Kamis, 9 Oktober 1975

34 Perjalanan Iman,Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Jumat, 10 September 1975

35 Perjalanan Salib, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Jumat, 10 September 1975

36 Saudaraku Marah, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Rabu, 15 September 1975

37 Domba Kecil, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Rabu, 15 September 1975

38 Domba Allah, Goresan Pena, Broadway, Worcestershire, Rabu, 15 September 1975

 

===============================================================

 

 

 

01 Harum Jerami

Harum jerami dan bau lembu

Dikau di pondok bertiang empat

 

Gembala berdatangan

Oleh kabar malaikat

Sukacita: Hosana!

 

Tiga Majus berjalan

Berseru-seru

Raja agung sudah datang! 

Dialah itu!

 

Tak terbayang kesudianNya

Turut hina bagai manusia

 

Yesusku! Kuangkat tubuhMu

Menjadi milikMu

Kau dan aku satu

 

Dengan haru bahagia

Kupeluk Dikau Tuhanku

 

Damai di bumi dan di hati

Di malam yang kudus

(Masa Natal) (H1/22/12/1974)

[Back]

 

 

 

02 KehendakMu Jadi

Kau di jerami hangat palungan

WajahMu merah halus

Hangat nafasMu O Anak Kecil

Kala gembala dan orang Majuz

Datang menghadap Tuhan

Penyelamat kecil berbedung lampin

Raja damai Tuhan kita

 

Haru di gelap malam

Curah air mata bahagia

O Yesusku!

 

Penuh syukur pada Dia Allah yang baik

Pada angin yang berhembus

Diterangi surya gemilang

Kematian sirna, juga kebutaan

Lenyap bisu dan kusta

Karena Engkau ya Tuhanku

 

Dikau dan mujizatMu

Sungguh Dikau Tuhan yang baik

 

Di perjamuan itu kau sedih

DeritaMu dekatlah sudah

 

Makanlah tubuhKu!

Minumlah darahKu!

 

Dalam doa Kau bergumul

Darah kudusMu tumpah di bumi

Tapi tak sanggup Dikau tolak piala

KehendakMu jadi Ya Bapa!

(Masa Natal) (H1/22/12/1974)

[Back]

 

 

 

03 Juru Selamat

Kuturut daki Golgota

Kuturut haru Yesusku

Kurus tubuhMu menggeliat

Terkucur darahMu

Kau sanggup

Tapi Kau menangis

Di sana di ujung akhir

Kau lepaskan

Kau turuti

Kodrat manusia

 

Terbaring Dikau

Di kegelapan

Kau manusia

Binasa tak kekal

 

Puji Tuhan

Yesus Kau bangkit

Menang atas kematian

Kau berkuasa, ya Tuhanku

 

Yesusku

Sungguh Kau Tuhan

Sungguh Kau Manusia

(Masa Natal) (H1/22/12/1974)

[Back]

 

 

 

04 Makin Dekat

Tanganmu terbuka bebas

Tapi kau katakan padaku

Bebas dalam keterbatasan

Kuragu tapi kuingin 

Dekatlah makin dekat

Tangankusiap terkembang

Untuk memelukmu

Bukalah maka ku akan

Masuk dalam dirimu

Masuk dalam hidupmu

Dekat makin dekat

Dekatkan dirimu padaku

Dekat makin dekat

(Asmara Kata) (H3/07/01/1975)

[Back]

 

 

05 Sendirian

Di kesepian aku berjalan

Berjalan sendirian

Dengan gejolak hatiku

Yang tak tersalurkan

Tuhan setia menemaniku

Dalam wujud Roh tak terlihat

Tapi tak ada kawan seiringku

Yang halus dan lembut itu

 

Bagai Adam di hari pertama

Tanpa kawan aku kini

Kubertanya kepada Tuhan

Kemanakah kawanku

 

Datanglah datang padaku

Aku berjalan sendirian

Kawanku seiringlah denganku

 

Aku terus berjalan

Di kesepian sendirian

Dari detak tapak kudengar

Hanya ada dua kaki melangkah

(Goresan Pena) (H1/02/02/1975)

[Back]

 

 

 

06 Kejatuhan 

Yesusku maukah Kau menolongku?

Sahabatku, maukah Engkau?

 

Aku telah jatuh Sahabat

Tolonglah angkat aku

Bukankah aku dimeteraikan

Dalam namaMu

 

Yesusku kelak akan kucium

Dan kubasuh kakiMu

Dengan air-mataku

(Goresan Pena) (H1/02/02/1975)

[Back]

 

 

 

07 Hei Iblis

Hei Iblis! Tahukah engkau

Bahwa aku Anak Allah

Aku dibaptis dan ditebus

 

Jangan datang lagi, bangsat neraka

Mulutmu memang manis, tapi busuk

Sungguh kau pelacur babil!

 

Belaianmu membuat gairah

Tapi amat memuakkan

Kau raja Sodom!

Kau panglima Gomora!

Tunggu di hari akhir

Ku kan pinta pada Tuhan

Sebilah pedang

Ku hantam engkau

Dan bala-tentaramu

 

Kepalamu kubelah

Matamu kucungkil

Isi perutmu

Kutaburkan di altar

Penyesalanku

Hai anjing Lucifer!

 

Kutuntut kau kelak

Kupalu kelaminmu

Dengan palu marah

Dan pertobatanku

(Goresan Pena) (H1/02/02/1975)

[Back]

 

 

 

08 Di Lapang Itu

Di lapang itu

Di kerindangan pohon Allah

Aku berdiri

Dalam audiensiku

Kepada Tuhan

 

Hatiku teduh

Saat ini

Di altar imanku

Dan lilin kesadaran

Ke-aku-anku lenyap

 

Kunyanyikan pujian

Kegairahanku

Atas Dikau ya Tuhan

Kubergairah

Karena sayangMu

 

Kuletakkan persembahan

Korban bakaran

Ketaklukkanku

Dan kubakar dengan api

Pertobatanku

 

Dan ketika tanganmu

Di kepalaku

Dan Kau berkata:

 

Jalanlah di jalan yang lurus, anakKu

Dalam hukumKu

 

Aku berkata: Ya Tuhanku!

(Goresan Pena) (H1/02/02/1975)

[Back]

 

 

 

09 Apa Kau Mau?

Pabila Tuhan berkata:

Apa kau mau anakKu?

Ku kan mohon dengan sangat

Dan dengan beriba

 

Datanglah Tuhanku datang padaku

Sucikanlah diriku

Biarlah kita bersatu

 

Kuharap dan kutunggu

Datangkah Ia dari atas sana?

 

Ia takkan datang dari atas sana

Itu kutahu pasti

Sebab tak kuundang Dia

Tak pernah … belum …

Tuhan berkata tapi tak kudengar

Ku tak mohon, ku tak beriba-iba

Kemanusiaanku terlalu sombong

 

Ku ingin walau ku tak dapat

Apakah Tuhan mau mendahuluiku?

(Goresan Pena) (H2/03/02/1975)

[Back]

 

 

 

10 Di Kehitaman

Di dunia ini yang merah membara

Dan penuh ketak-wajaran aku hidup

Kuhidup dan kujatuh di kehitaman

Yang penuh tawa dan cengkeraman buruk

 

Aku ditarik dan nafsuku dihidupkan

Oleh ketak-wajaran aku jatuh

Kucoba naik, tapi kujatuh lagi

Apa harus kubuat?

 

Iblis kuat memegangku! Amat kuat!

Kuhantam mereka, iblis-iblis itu

Tapi tanganku lemah

Bentengku pecah sudah

Tuhanku!

 

Dunia ini merah membara

Kalut dan serba egois

Kacau!

(Goresan Pena) (H2/03/02/1975)

[Back]

 

 

 

11 Mama

Mama

Masih kuingat

Kala kau

Mengecup pipiku

Memelukku sayang

 

Dan aku berjalan

Memegangi rokmu

Merengek

Sebab panas matahari

 

Pabila malam tiba

Kau bercerita

Kau berdoa

Untukku

 

Aku mengantuk

Kau selimuti aku

Kau kecup pipiku

Dan aku bermimpi

Engkau malaikat yang baik!

(Goresan Pena) (H1/23/02/1975)

[Back]

 

 

 

12 Ku Kan Hampiri

Pabila kulalui jalanku

Kuingin kawan searah dan sehati

 

Dan di jalan itu di siang terang

Kau kulihat lalu kusuka

 

Kuingin hampiri dikau

Memegang tanganmu

Dan membuaimu di dada

 

Ku kan hampiri dikau

Dengan keterus-terangan

Lalu kauambil keputusanmu

(Asmara Kata ) (H1/23/02/1975)

[Back]

 

 

 

13 Birahiku

Kuhampiri

Pembaringanmu

Yang kehijauan

Oleh rumput

Oleh kesegaran

 

Tanahmu coklat

Liat dan merangsang

Pohon-pohon kayuan

Bagai jari-jari anak dara

 

Dengan bernafsu

Kupeluk engkau

Kuciumi gunung-gunungmu

 

Kulahap sungai-sungai

Dan danau-danau

 

O Kejelitaan alam

Gapaianmu

Kuraih mesra

(Asmara Kata) (H1/23/02/1975)

[Back]

 

 

 

14 Pertemuan

Di sekejap itu kutampak dikau

Dan kutertarik … hatiku akan dirimu

Kuingin hampiri dikau untuk memeluk

Dalam buaian nyanyian alam

Kehalusanmu … kesegaranmu

Rampas hatiku dan aku terbuai

Oleh keceriaan harapan

Bibirmu merah dan menantang

Lekukannya bagai lembah subur

Kuingin raba dan cium bibirmu

O Gadisku!

 

Tapi apa kan kau kata

Pabila daku datang padamu

Bagai orang tak tahu malu!

(Asmara Kata) (H3/04/03/1975)

[Back]

 

 

 

15 Kerinduan

Gadis! Kusudah lihat dikau

Walau sekejap kau tampak

Kutatap dan sesuatu, ya sesuatu

Terasa merasuk di dalam hati

 

Matamu bagai bintang pelita

Wajahmu putih kemerahan

Dengan tatapan penuh selidik

Engkau tampak bagai mawar segar

Ah gadisku! Engkau kesegaran alam

Kesukaanyang penuh ceria

Kupuja dikau dengan hatiku

 

Mengapa sekejap kau berlalu

Ah gadissungguh ku tak puas

Sekejap itu mengapa sekejap

Kutatap dikau dan berbisik

 

Gadis! Mendekatlah!

(Asmara Kata) (H3/04/03/1975)

[Back]

 

 

 

16 Pesona

Kita dibatasi ketidak-kenalan

Dan antara ketidak-tahuan

Tapi kala ku melihatmu

Matamu begitu menantang

Tubuhmu penuh kesegaran

Dan keindahan alami

Pipimu merah segar menarik

Ah remaja … kunikmati

Sekejap kehadiranmu

Aku terpesona olehmu

Desir alami menghanyutkanku

Kuraih walau tak kudapati

Di sekejap itu kunikmati

Bintang keremajaanmu

Kecemerlangan manusiawi

Tapi kau berlalu dan hilang

Musnahkah? Kemanakah?

Ah gadis! Kuingat terus

Saat sekejap itu

(Asmara Kata) (H3/04/03/1975)

[Back]

 

 

 

17 Aku Ini Tunggal

Aku ini tunggal

Di antara karang julang

Aku ini jantan

Biadab … Telanjang

Makan kambing hutan

Minum air telaga

Aku ini biadab!

 

Aku tuan rumah

Di pesta malam remaja

Anggur

Musik

biadab

Ah … aku tidak biadab!

 

Aku ini barbar

Yang haus perang

Turut menari

Di api unggun

Biadab

Minum anggur dan

Mabuk

 

Aku ini pria

Yang terkadang turut

Di kumpulan dara-dara

Yang tertawa gembira

Dan tersenyum

Menggumam tidak jelas

 

Aku ini padri

Yang dengan wajah suci

Di antara asap dupa

Di kuil … di sinar matahari

Yang menyembah

Tuhan dan malaikat

 

Membungkuk

Menyembah

Aku tidak biadab

Aku ini aku!

(Goresan Pena) (H4/02/04/1975)

[Back]

 

 

 

18 Inilah Nyanyian

Ini adalah nyanyian

Dari kejadian

Kesukaan, kedukaan

Kehidupan

Dan keajaiban

 

Garuda yang mengalahkan

Merusak binasakan

Penumpah darah

Di antara tangis dan hentak gigi

Lalu kematian

 

Percintaan

Di bunga-bungaan

Pada gerbang kota

Korban dan api

Serta puji-pujian

 

Nyanyian para padri

Dan kekudusan

Hamba Raja

Di dunia

Di ladangNya

(Goresan Pena) (H2/16/06/1975)

[Back]

 

 

 

19 Waktu

Waktu

Demi waktu

Dan berlalu lenyap

Berlalu

 

Waktu

Dan kesempatan

Tapi kuselalu

Ragu dan takut

 

Waktu hilang

Waktuku

Berlalu lenyap

Dan iapun

Tak nampak

 

Di manakah O Waktu?

Waktu

Kutanpa ragu

Optimis

Dan berhasil

(Goresan Pena) (H2/16/06/1975)

[Back]

 

 

 

20 Dunia Baka

Pabila tiba waktu

Tiap orang kan mati

Mengapa harus takut hai kawan?

Akan peti hitam

Dan tanah kuburan

Orang berlari dari tangan maut

Tapi tak ditolak oleh badan

Panggilan kodrat alami

 

Bernyanyi dan menari

Kita di alam barzah

Suka ria

Tawa dan kegembiraan

Pangeran-pangeran surga

Anak-anak Tuhan

Dengan gemerincing

Pedang emas

Di Padang Perburuan Abadi

Di sungai itu

 

Jijik tampak

Pendeta

Berkhotbah:

Tentang neraka kekal?

 

Hai sahabat!

Mungkinkah Tuhan yang baik,

Sekejam itu?

 

Tuhan maha baik

Jiwa kita

Adalah bagian-bagianNya

Adik Yesus si sulung

Tuhan kau

Sambut kita

Dan beri pukul sayang

Di api neraka

Yang tidak kekal

 

Kita Pangeran surga

Terbang

Dari gunung ke gunung

Bintang ke bintang

 

Pabila kelak

Tiba matimu

Itulah transmigrasi

Ke tanah pengharapan.

(Goresan Pena) (H7/12/07/1975)

[Back]

 

 

 

21 Dua Pelacur

Kulihat di jalan itu

Dua pelacur

Seorang duduk

Dengan rambut tergerai

Make up yang murahan

Dan wajah mereka

Penuh kerut

Tanda menua

 

Seorang yang berdiri

Tersenyum … atau

Bisa dikatakan menyeringai

Menjijikkan

Tapi baginya keharusan

Tuk mendapatkan uang

 

Dengan tak bermalu

Tawarkan tubuh

Terkadang

Cemohan atau makian

Didapat mereka

 

Di kehidupan nyata

Yang kasar

Mereka hidup

Patut dikasihani

Sebagai sampah masyarakat

 

Malam demi malam

Menjual tubuh

Dengan kegenitan

Seorang yang susah

Mereka hidup

(Goresan Pena) (H7/12/07/1975)

[Back]

 

 

 

22 Ku Akan Pergi

Kasih ku akan pergi jauh darimu

Dari kehidupanmu dan kehangatanmu

Kutelah nyatakan sayangku

Rasa kasih dan cintaku

Mengapa tak kau rasa

Kasih maafkanlah perbuatanku

Kutelah paksa engkau menjadi kekasihku

Kebimbanganmu menyedihkanku

Aku rasa diriku kau sisihkan

Kulimpahkan kasihku

Tapi tak juga kau merasakannya

Aku cinta padamu

Dan kau harus kudapatkan

(Asmara Kata) (H7/12/07/1975)

[Back]

 

 

 

23 Jatuh Cinta

Aku remaja yang terlanda

Deru asmara dan panasnya cinta

Juga oleh penolakan

Yang seperti penerimaan

Aku laki-laki yang meminta kepadamu

Yang memohon

Dengan harap dan takut

 

Gadisku! Kau terimakah aku?

Seakan kau terima

Dengan menolak cintaku

 

O Jelita! Kuusap bahumu

Dan kau tersenyum manis sekali

Kupegang tanganmu tapi kau tolak

 

Di malam hari aku gelisah

Aku tergetar karena cintaku

Karena harap aku meratap

Aku tergila-gila kepadamu

Ya kecintaanku!

 

Kutunjukkan sayangku kepadamu

Kulimpahkan semua rasaku kepadamu

Dan kau mulai mendekat

Kusatukan pikiran

Pada Tuhan kupinta

Seluruh perasaanmu

Aku berdoa dan kau semakin dekat

(Asmara Kata) (12/07/1975)

[Back]

 

 

 

24 Hanya Berkawan

Gadis! Kau katakan padaku

Hanya kawan baik saja

Sewaktu kukatakan kau yang terbaik

Aku terkejut heran tak menentu

Mengapa kau hancurkan

Harapan dan sayangku

Sungguh tak kuduga!

 

Dengar gadisku

- Kau harus jadi gadisku! -

Bagai pelatuk berusaha

Melubangi kayu keras

Bagaikan rayap

Yang menghancurkan kayu keras

Aku laki-laki!

Akan kutunjukkan sayangku

Kulimpahkan cintaku

Gadisku! Kuingin dirimu!

 

Gadisku! Aku terpukul

Kala hadapi sulitnya cinta

Yang kau perlihatkan

(Asmara Kata) (H7/12/07/1975)

[Back]

 

 

 

25 Christopher

Tulisan tentang Christopher

Orang saleh dan berbajik

Yang menyenangkan dan suci

O Christopher di malam gelap itu

Kau berjalan dekat sungai deras

 

Pada malam berhujan lebat

Di kepekatan malam

Dengan sebatang tongkat kayu

Dalam kelelahan dirimu

Basah oleh keringat dan air hujan

 

Kau lihat anak kecil

Sendirian di malam gelap

Ia merasa takut dan ragu

Untuk seberangi sungai

 

O Anak Kecil

Apa kau buat di malam gelap?

Mengapakah tak kulihat orangtuamu?

Apakah kau takut seberangi sungai?

 

Tuan yang baik

Aku takut seberangi sungai

Air deras dan bergemuruh

Aku sendiri tak ada orangtuaku

Aku papa dan dihina karena kukecil

 

Mari anakku kupanggul engkau

Seberangi sungai yang deras itu

 

O Christopher kau tak tahan

Melihat mata suci Sang Anak Kecil

Engkau dipenuhi rasa haru

 

Kau panggul ia seberangi sungai

Kau berjuang di air deras untuknya

O Manusia yang amat berbajik

Kau terheran ketika bebanmu

Semakin bertambah berat

Kau terkejut dan bahagia

 

Yesus, Tuhan, Sang Anak Kecil itu

Tersenyum padamu

Kau tak sangka, kau bahagia

 

O Christopher, ku akan selalu

Mengingatkebaikanmu

Engkau yang memanggul

Yesus kecil seberangi sungai

 

Kau diberkati dan disebut berbahagia

Aku tidak memujamu, tapi aku menyukaimu

(Goresan Pena) (H3/19/08/1975)

[Back]

 

 

 

26 Memohon Rasa

Aku termenung dan terduduk

Aku diam bagai karang julang

Dihembus angin semangat

 

Kulihat dia dan senyum manisnya

Kukenang dia, kusebut namanya

Lalu kusimpan dalam di hatiku

Aku tak dapat tuk melupakannya

O Tuhan Yang Maha Suci datangkanlah

Rasa welas dan asihnya padaku

O RohKudus yang kupuja

Bukalah hatinya untukku

 

Kurapatkan tanganku kupuja Tuhan

TuhankuTuhan Yang Mahasuci

Kukenang Engkau dan ajaranMu

Bibirku memujiMu Ya Tuhanku

Dan hatiku menyeru namaMu

Dengan rasa dan kesejatian

Dan seruan yang tulus

Kau gerakkan yang kurapatkan

TuhankuTuhan Yang Mahasuci!

(Goresan Pena) (H4/20/08/1975)

[Back]

 

 

 

27 Hujan Turun

Hujan turun airnya membasahi bumi

Angin bertiup dan pucuk-pucuk daun

Bergoyang melemparkan butir-butir air

Angin dingin merasuk

Menerpa tak terhalang

Bunga kuning merah bergetar

Segar dingin tertimpa air hujan

Dan tiupan angin yang berhembus

Awan putih gelap dan Sang Surya

Hilang, tenggelam entah kemana

O Sang Pencipta

Sebagian keindahanMu

Dan keagungan alam ciptaanMu

Melingkupi dunia umat manusia

Di kala hujan turun

Dan membasahi bumi

(Goresan Pena) (H5/25/09/1975)

[Back]

 

 

 

28 Tubuh Kristus

Yesus Anak Allah

Kristus Tuhan kita

Yang menjadi pusat

Iman kepercayaan kita

 

NamaNya menjadi

Pertentangan

Sesama kita

SifatNya diperbantahkan

Di antara kita

 

Bukankah kita tahu

Dia Tuhan

Yang seperti kita

Yang di dalam kita

Yang adalah kita

 

Kita perbantahkan Dia

Kita koyakkan

Tubuh kita sendiri

Menarik tangan dan tubuh

Merusak kedua kaki

(Goresan Pena) (H6/26/09/1975)

[Back]

 

 

 

29 Matahari

Matahari bulat bersinar terang di bumi desa

Rumput hijau segar bertitikkan embun pagi

Pohon-pohonan menjulang tinggi

Dan tetumbuhan rambat mendaki kepuncaknya

Bunga kuning-merah seri dan mekar

Serangga satu dua terbang Mengitari taman

Pagar kayu lapuk tak rata dan kayu mati

Angin bertiup

Menggoyangkan dedaunan

Menganggukkan rerumputan hijau segar

Tuhanku Tuhan Yang Perkasa

Engkau adalah itu semua!

(Goresan Pena) (H6/03/10/1975)

[Back]

 

 

30 Awal Penciptaan

Dunia hitam

Kelam dan bercampur

Antara ada dan tiada

Dan sikap terjaga

Bersamaan dengan kenyenyakan

Hanya ada kekosongan

Dan ketiadaan segala sesuatu

Tiada batas dan tiada waktu

Hitam kelam sunyi

Tidak mengerikan

Hanya kekosongan

Yang senyap

 

Dan Tuhan berkata:

- Jadilah Terang! -

Kalimat yang pertama

Mencipta

Dan kalimat-kalimatNya

Tak henti mencipta

Berabad-abad

Bermasa-masa

Yang dinyatakan dengan hari

Ia mencipta

Dan dimulaiNya

Evolusialamiah

Tak terhenti

Terus berlangsung

Bagai bulatan yang berputar

Yang terkadang tinggi di puncaknya

Terkadang rendah di dasarnya

 

Diambilnya tanah

Sekepal sekehidupan

Dihembusnya

Dengan kehidupan ketuhanan

Dan Bapa kehidupan

Benih kemanusiaan

Pemimpin dosa

Memulai kebahagiaan dan kekacauan

Ia bahagia

Dengan kehidupannya

Tuhan memberinya kekasih

Apakah yang lebih berbahagia daripada itu?

Hidup telanjang

Dengan lawan jenis

Tanpa kekotoran nafsu

Bukankah nafsu

Yang selalu memusingkan manusia?

Tapi Adam tak kenal

Dan tak tergerak oleh ketelanjangan

Mereka suci bersih

Dan tak mengetahui

 

Hingga akhirnya

Mereka memetik

Buah pengetahuan

Memakan dan merasa

Getaran nikmat

Tapi memalukan

Dari ketelanjangan mereka

Mereka takut

Malu dan sadar

Akan segala hal

Dan kini

Memulai kemanusiaan

Iblis membujuk

Dan mencoba menerima

Tapi mereka juga

Menerima

Akibat perbuatan

Bukankah itu

Kehendak Sang Pencipta?

Memulai hidup

CiptaanNya

DiberiNya untuk manusia

Akal, birahi dan kekuatan

Tapi diberiNya Iblis

Kuasa ketakutan

Penyakit dan bujuk kotor

Dan mereka selalu berperang

Sepanjang segala abad

Di antara Allah dan Iblis

(Goresan Pena) (H6/03/10/1975)

[Back]

 

 

 

31 Yesus Tuhanku

Yesusku Tuhanku

Gembalaku

Kekasih dan Sahabatku

Jiwaku

Kau di sana Tuhan

Aku di sini

Kau di ketentraman

Dan aku di kekacauan

Kau di sini

Aku di sana

Yaitu di keduanya

 

Tuhan waktu itu

Kau disalib sakit

Mati dan membasuh dosaku

Dengan darah dan rohMu

Lalu bermasa-masa

Engkau keabadian

Kuasa dan kejayaan

Kemuliaan kekal

Dan selama-lamanya

 

Tuhan Kau Maha Perkasa

Kau memerintah dan mengadili

Kesalahan dunia raya

Kau bertakhta

Di takhta emas kudus

Kau bermahkotakan

Berkat dan kasih

Kau berkalungkan

Dan bergelangkan

Jiwa-jiwa orang saleh

Darah para martir

Lingkaran kejiwaan

Di kakiMu

Meja perjamuan

Kudus dan suci

Tertutup oleh

Jubah keagunganMu

 

Kuning gemilang

MahkotaMu

Bertaburkan

Permata kebajikan

Putaran doa

MengelilingiMu

Dan panji-panji

Raja dan domba

Yang tersembelih

Mengitari kerajaan suciMu

 

Tuhanku

Seperti Engkau

Mati untuk kami

Kau berikan

HidupMu

Pada kami

Kami rela mati

Demi namaMu

Biarlah

Darah kami tercurah

Di InjilMu

Di sekitarMu

(Goresan Pena) (H4/08/10/1975)

[Back]

 

 

 

32 Di Suatu Siang

Di siang yang tidak panas

Kami berjalan-jalan

Beberapa anak laki-laki

Dan seorang gadis kecil

Guru bahasa bersama kami

Menyusuri jalan berdebu

Sambil memetik buah arbei

 

Buah arbei

Yang hitam legam

Di pohonnya yang berduri

Manis dan empuk

 

Lalu sampai di stasiun tua

Tak terpakai berdebu

 

Jalan menyusur

Rel kereta api berbatu-batu

Bertanah empuk dan kotor

Guru kami mulai kesal

Ribut bagai orang tua

 

Katanya:

I shall never do it again!

You are all very silly!

Ah kawan, apakah yang lebih menyenangkan?

Daripadaberjalan di tanah kotor

Yang berbatu-batu

Tapi ia tak suka,

Ia marah-marah bagai orang tua

(Goresan Pena) (H5/09/10/1975)

[Back]

 

 

 

33 Dalam Mimpi

Malam gelap dan aku tidur

Hawa dingin di kamarku

Aku tertidur ketika dia

Wanita ramping itu

Mengusap tubuhku

Merangkul dan tersenyum

Tubuhnya indah

Matanya jalang

Menaik

Dan membangkitkan

Nafsu birahiku

Darahku menggelegak

Tuguku terbangun

Tapi mimpi tak kenal kasihan

Aku terbangun kawan!

(Goresan Pena) (H5/09/10/1975)

[Back]

 

 

 

34 Perjalanan Iman

Aku dilahirkan ibuku, aku hidup

Dan tumbuh dalam lindungan bapaku

Ibuku mengajarku tentang Tuhan

KebaikanNya dan Petrus

Di pintu gerbang surga

Aku hidup dan berbakti

Pada Tuhan dan malaikat

Terkadangpun orang kudus

Beberapa kali aku menyanyi

Tentang Bunda Allah

Maria Yang Diberkati

Bersama sahabat-sahabatku

Bersama mereka para rasul

Di jalan-jalan Asia kecil

Sampai kekota Roma

Aku menyanyikan

Lagu-lagu pujian

Tentang Bapa

Yang tersenyum

Di atasku

 

Aku hambaNya, Yesusku terkasih

Aku anakNya, Bapaku Pencipta

Dan aku berada di dalamNya

 

Bersama saudara sepupuku

Aku turun dan menyelam di alam roh

 

Menggerakkan kemauan

Di dalamNya Ia menggerakkan

Kedua belah tanganku

 

Ia memberiku mantra pengikat

Dan jalan ke sumber kekuatan

 

Aku menari tergila dengan pedang

Dan seteguk air anggur manis

Juga gadis di pelukanku

 

Aku menggeram tergoda

Nafsuku sendiri, pada mereka

Yang putih telanjang

Menggeliat aku ingin

Puaskan diri

 

Ayolah itu nikmat

Tapi aku ragu

Karena itu dosa

 

Aku berjalan dengannya

Atau siapa saja

BersamaNya juga

Di pasir putih ke tepi hutan

Di tepi pantai ke altarNya

 

Seonggok batubara

Di Mezbah terbakar

Bersama curahan

Air anggur dan doa

 

Dan aku berjalan

Di antara altar terbakar

Tubuh putih telanjang

Desiran angin nafsu

Bersama beberapa sahabat

Ke-permukaan-Nya

Ke alam nyataNya

BerbaktikepadaNya

(Goresan Pena) (H6/10/10/1975)

[Back]

 

 

 

35 Perjalanan Salib

Tubuh Tuhanku

Kurus dan berpeluh

Tergantung

Di salib hitam legam

Di panas terik matahari

 

IbundaNya

Dan para kekasihNya

Menangis dikakiNya

Melihat deritaNya

Dan kesakitanNya

 

Dengan kuasaNya

Ia dapat mendatangkan bala-tentara Allah,

atau menghancurkan dunia dengan kertak gigiNya.

Yeruzalem adalah budakNya,

pendudukNya debu di kakiNya.

Tapi Ia menderita, sakit dan terhina!

 

Dengan tanganNya

Dapat dimusnahkanNya Israel

Tapi tidak! Memang Ia harus mati!

Dan dengan kehinaan

Kepedihan dan kematian

Ia diperlakukan dan Iapun mati

DipertaruhkanNya kemuliaanNya

Di depan Sanhedrin dan Kaum Parisi

DimasukiNya dunia kekelaman

DarahNya membasuh dunia

 

Eli, Eli, lama sabakhtani!

TubuhNya menggigil

GigiNya bergemeletuk

Kepedihan menyakitiNya

 

Tuhan ampunilah mereka

Karena mereka tidak tahu

Apa yang mereka lakukan

 

Dunia menjadi gelap

Ungu dan kelam

Orang-orang berlarian ketakutan

Tersandung, jatuh dan bangun

Mereka takut padaNya

 

Bapa, kepadaMu kuserahkan nyawaKu!

 

Ia menjeritkan kata akhir

SuaraNya memenuhi Golgota

Terdengar pilu dan sakit

Para rasul menjerit sedih

IbundaNya terduduk menangis

Sedih suasana di kala itu

 

Sungguh Ia Anak Allah!

Dengan tulus berkata

Seorang prajurit Romawi

 

Ia mati, sakit dan terhina

Dan seperti kata Alkitab

Tirai yang memisahkan

Ruang maha suci terkoyak

Dengan rela Ia mati

Tapi karena Ia dihina

Tirai bait Allah terkoyak

Oleh kegeraman Allah

 

Kutuk darahpun tiba

Dan engkau Israel

Putri jelita Allah

Beban yang berat

Tertanggung pula di bahuMu

 

Kau telah berkata:

DarahNya tertanggung oleh kami

Dan anak-cucu kami!

Kau terbuang dari tanahMu

Kau dihinakan di pembuangan

Pembunuhan mengejarMu

Perang dan kematian

Dan kekerasan hidup

Selalu kan kau tanggung

(Goresan Pena) (H6/10/10/1975)

[Back]

 

 

36 Saudaraku Marah

Pagi itu tanpa kusengaja

Kuinjak keranjang saudaraku

Lalu saudaraku marah kepadaku

Marahnya itu berkepanjangan

Dan tak berkesudahan

Akupun mulai marah

 

O Tuhanku,

Yesusku, Guruku

Aku dikatakannya: Babi!

Ampuni aku Tuhanku

Aku lupakepadaMu

Kukatakan dia, makhluk ciptaanMu

Saudaraku itu: Anjing!

Aku terlupa akan Dikau, Tuhanku

Padahal Kau berkata:

Berdamailah dengan saudaraMu!

 

Ampuni aku Tuhanku

KuterlupaperintahMu

Bahkan mungkin kiranya

Kulakukan juga walaupun ingat

Kasihanilah aku ya Tuhan

Apakah yang dapat kuharap

Dari saudara yang marah

Karena kuinjak keranjangnya

Dan berkata: Anjing!

Waktu kukatakan:

Kamu banyak mulut!

 

Jiwanya persaingan

Dendam dan tak mengasihi

Penantang

Dan inginmenang sendiri

Lalu memerintah

- Apakah aku juga begitu? -

 

Ampuni daku Tuhan

Pabila kumarah padanya

Saudaraku, makhluk ciptaanMu

(Goresan Pena) (H4/15/10/1975)

[Back]

 

 

37 Domba Kecil

Di hari penciptaan Ia adalah suara

Yang maha kuasa yang berkuasa

Dan menjadikan segala-sesuatu

 

Ia melompat dan berlari kecil

Di bukit-bukit di tanah suci

Dan memimpin anak-anakNya

 

Lalu para kekasih menggiring

Dan menyembelihnya di altar Allah

Ialah Domba Allah

Angin lembut

Yang menghembus Elia

Ia yang terkasih

(Goresan Pena) (H4/15/10/1975)

[Back]

 

 

 

38 Domba Allah

Ia Sang Domba Allah

Yang tunggal di sisi Allah

Bapa kita Yang Maha Kuasa

Ia turut berkuasa

 

Ia berlari-lari

Di padang rumput Asia Tengah

Dan minum

Di air sungai Yordan, di Israel

DikepalaiNya bangsa-bangsa

Dengan hukum alamNya

Ia berguling-guling bermain

Di bawah sinar matahari

Di Vietnam, Birma, Kamboja

Jepang, Filipina, Malaysia,

Dan Indonesia

 

Ia bernyanyi bersama burung-burung

Di pulau-pulau di lautan teduh

Juga berlompatan di padang rumput

Amerika Utara, lalu melalui selat Bering

Berlaririang ke tanah Rusia

Bahkan ke seluruh dunia

Yang merupakan milikNya

 

Pada gadisNya

Yeruzalem suci di Israel

Ia datang dan berkasihan

Di pelataran Bait Allah

MataNya yang lembut memandang

Dengan kasih akan manusia

Ia berkelana di Samaria

Karena belaianNya

- Ya Rabbi -, yang buta melihat

Yang timpang berjalan lagi

Juga Lazarus yang mati

Bangkitkembali

Ia adalah kasih Allah

Kasih akan manusia

Ialah domba dari Allah

Bulu-bulunya yang putih

Lembut dan hangat

Serta memancarkan cinta

 

Hamba-hamba Kayafas

Dan kaum Parisi

MengikatNya dengan

Tali kehinaan

TubuhNya yang suci diludahi

DarahNya menyucikan dosa-dosa

BilurNya menyembuhkan sakit penyakit

 

Mereka membaringkanNya

Di altar batu yang hitam kasar

Pisau dosa yang tajam

Mengiris lehernya

TubuhNya yang putih

Kemerahan karena darah

 

Ia menyuarakan tangis

Dan menggelepar sakit

Menderita lalu mati

 

Ia, Domba Allah itu

Mengorbankan diriNya

 

Sesudah Ia bangkit dalam kemuliaan

Dan memuliakan diriNya sendiri

 

Inilah yang Ia mulai:

 

DidirikanNya pemerintahanNya

Dengan api Roh Kudus

Kerajaan yang mulia

Di mana Ia adalah rajaNya

Ia lembut, kasih dan cinta

Absolut dan berkuasa

Ia raja atas kaum yang baru

Yang baru lahir dan mengibarkan

Panji kemuliaanNya

 

Hamba-hambaNya adalah

Anak-anakNya dan rakyatNya

Adalah para pewarisNya

Mereka yang tidak memusuhi

- Walaupun tidak menyembah! -

Adalah di pihakNya

Ia raja yang memerintah

Atas kaum yang kini ada

Karena penderitaanNya

KerajaanNya kekal

 

UmatNya selama-lamaNya

Kudus, mulia dan agung!

(Goresan Pena) (H4/15/10/1975)

            [Back]

 

[BeN Poetica] -[Puisi Bebas] 

 

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 08/06/2015