GEMPA DI NIAS 2005

 

******************************************************************************************

 

Kala Senja

Senja itu, di penghujung bulan

Setiba waktu di peralihan

Langit menjadi semakin gelap

Dan hujan lebat, goyahkan mantap

Semua takut ada tsunami

Was-was menunggu bencana nanti

Walau dijaga Tuhan yang esa

Juga leluhur yang bijaksana

Tetaplah hati merasa gentar

Sebab tak yakin dapat menghindar

(05070405)

 

Hati Resah

Lalu katanya: 'Yang kutakutkan

Bukanawan gelap, juga bukan

Hujan lebat, yang airnya tumpah

Ke atas bumi, hingga melimpah

Tapi pedihnya kesendirian

Kala hadapi siksa lawatan 

(05070405)

 

Mata Bening

Waktu di Nias, aku dikejar

Belasan anak, di dekat pasar

Mintadifoto, beramai-ramai

Senang gembira, begitu damai

Beningnya mata, jernih pandangan

penuh ceria, tiada beban

Kala melihat pada kamera

Riang tertawa, riuh bersama

Ah itu saja sudah berikan

Rasa bahagia yang mengharukan

Aku bayangkan bila air 'bah'

Melanda ngerimenerjang gagah

Betapa mata bening kan muram

Siratkan takut di gelap malam

(05070405)

 

Rasa Haru

Terlebih lagi bila kulihat

Awan yang gelap, begitu pekat

Wujud nyata dampak kemiskinan

Yang dihadapi dan kusesalkan

Dihidupi dengan rasa pasrah

Sebab biasa jadi yang kalah

Sungguh anakku lebih beruntung

Hidupnya cukup, mampu kutanggung 

Tapi mata-mata bening itu

Juga punya hak, bagai anakku 

(05070405)

[Back]

 

 

Gempa Bumi

Tengah malam di Tano Niha

Juga Semeuleu di utaranya

Gempa yang dahsyat mengguncang malam

Di kala bumi sunyi terdiam

Di kota kecil Gunung Sitoli

Petaka datang remukkan hati

Ratusan rumah hancur tergelar

Bahkan ratusan musnah terbakar

Selain rumah, juga sekolah

Puluhan gedung tempat ibadah

Ratusan orang menjadi korban

Yang terlukapun tak terbilangkan

Ribuan orang lari mengungsi

Dari bencana menjauh pergi

(06080405)

 

Rasa Cemas

Aduh ada apa lagi ini?

Gempa barusan saja terjadi

Aceh dan Sumut ikut tergoyang

Tapi di Nias yang paling malang

Tertera delapan koma dua

Ukuran gempa, skala richternya

Hotel tua di Gunung Sitoli

Rubuh menimpa para penghuni

Seorang dokter, Ria namanya

Lari ke bukit, dari petaka

Katanya kota Gunung Sitoli

Porak poranda, terlihat ngeri

(06080405)

 

Gempa Nias

Gempa pertama disusul gempa

Berkali-kali datang menerpa

Pastilah banyak korban meninggal

Dalam prahara jumpai ajal

Oh Tuhan, tolonglah tolong kami

Saudara di sana, terlebih lagi!

(06080405)

 

Rusak Berat

Terhalang kini komunikasi

Tak ada sarana transportasi

Listrikpun padam, menambah beban

Air bersihnya tak ditemukan

Rumah sakit tidak berfungsi

Paramedis-nya diduga mati

Para pasienpun naik ke gunung

Karena takut bercampur bingung

Anak-anak membutuhkan susu

Minta makanan, menangis pilu

Rumah-rumah terbakar semua

Asap mengepul di mana-mana

Di depan rumah ratusan mayat

Membuat hati rasa tersayat

Orang-orangpun saling mencari

Keluarganya yang hilang kini

Banyaklah korban di reruntuhan

Alat beratpun sangat dibutuhkan

Di tengah itu, hujan yang deras

Tercurah lebat di Pulau Nias

(06080405)

 

Duka Cita

Ria berkabar, tentang kawannya

Yang dari Medan juga datangnya

Tidak terlihat di saat genting

Di kala hotel runtuh berkeping

Setelah kurun waktu berselang

Baru didapat ia yang malang

Seorang dokter, nama Rosmini

Sedang bertugas, dengan suami

Kala tertimpa bangunan runtuh

Dalam himpitan sakit mengaduh

Dokter Sukarni, sang suaminya

Kedua tangan hancur terluka

Sebab menguak runtuhan keras

Demi memberi ruang bernafas

Istri terkasih mengeluh haus

Minta tangannya dipegang terus

Akhirnya ia yang disayangi

Terpanggil pulang oleh Ilahi

Padahal masih kecillah anak

Kini ditinggal bersama bapak

(06080405 & 011004205)

 

Kisah Ria

Ria selamat, karena tiang

Yang jatuh miring, lintang menopang

Di batasnya kepala menahan

Hingga tak jatuh puing  runtuhan

Dari kedua lantai di atas

Maka dapatlah bergerak bebas

Tangan pinggirkan batu-batuan

Maju merangkak di 'terowongan'

Entah mengapa dan bagaimana

Bayangan salib terlihat mata

Sempat difoto dokter Idaman

Dengan kamera diabadikan

(0110042005)

 

Gotong Royong

Di tengah duka dan rasa lara

Tidak semua berputus asa

Walaupun banyak yang lari pergi

Di tempat lain jadi pengungsi

Di perantauan orang kumpulkan

Bantuan untuk yang kemalangan

Bahan makanan lalu diangkut

Juga pakaian dibawa turut

Dokter bersama para relawan

Ke medan juang jadi pelayan

Dari negeri tetangga galang

Bala-bantuan untungnya datang

Sebab negara lamban sekali

Banyak bicara, kurang beraksi

(06080405)

[Back]

 

 

Kawan Maju

Sangatlah gigih dia, sahabat

Bergiat demi para kerabat   

Seolah Zirao, Sang Leluhur

Dan tentunya Tuhan, yang mengatur 

Dengan berbagai cara yang ada

Sesuai kehendakNya semata

Bila dihubungkan dengan mimpi

Serta firasat yang menghantui

Takut untuk bermimpi jadinya

Cemas awan gelap masih ada

(06080405)

 

Nias Hancur

Yang selamat mulai kembali

Ke rumah-rumah milik pribadi

Tetapi tetap masih siaga

Sebab gempa susulanterasa

Tengah kota sulit dilalui

Reruntuhan puing menghalangi

Paling parah di Gunung Sitoli

Lahewa, Gawaai, hancur kini

Teluk Dalam juga rusak berat

Juga Sirombu, diPantai Barat

Pulau Hinako dan Pulau Asu

Masyarakatnya harus dibantu

Mereka panik sebab terjebak

Kepungan air yang menggelegak

Rusak merata tiap wilayah

Dibangun ulang Nias haruslah

(06080405)

 

Bau Mayat

Sebuah kabar yang diterima

Gambarkan kota dalam nestapa

Tanah yang rapuh lebar terbelah.

Membuat nasib semakin parah

Baunyamayat di penciuman

Sebab tertanam di reruntuhan

Banyaklah rumah berlantai tiga

Berubah jadi satu lantainya

Kedua lantai bagianbawah

Remuk semua ke dalam tanah.

Di sana korban banyak tertimbun

Tertimpa puing, tiada ampun

Keluarga yang masih berharap

Mengais puing, sedih menatap

(06080405)

 

Tanpa Sinar

Wakil Presiden berkata bijak

Ketika datang kunjungi barak

Pengungsi Nias, hari ke empat

"Memang butuh alat-alat berat!'"

Syukur akhirnya ada yang sadar

Walau terlambat, katanya benar

Warga terkubur masihlah ada

Empat harian, tanggung derita

Di reruntuhan. harus bersabar

Di kegelapan tak lihat sinar

(07090405)

 

Susah Tidur

Aku belum juga bisa tidur

Di remang malam, sulit terhibur

Terbayang tangis di reruntuhan

Orang mengais puing bangunan

Harap temukan jasad terkasih

Semoga dapat dilihat masih

Kenapakah banyak yang meninggal

Pribumi dan Tiong Hwasama hal

(0709042005)

 

Sulit Makan

Makanan kini sulit dicari

Punya uangpun tak ada arti

Karena pasar kena bencana

Terhenti dagang, jual-belinya

Begitu pula di lain tempat

Orang yang lapar banyak terlihat

Karena lamban, tak tertangani

Banyak yang pergi untuk mengungsi

(06080405)

 

Sibuk Apa?

Banyak orang berteriak sibuk

Kirim bantuanmalah tertumpuk

Di pelabuhan kota Sibolga

Antrian panjang. hambat semua

Berkardus-kardus bahan makanan

Beratus-ratus botol minuman

Tidaklah sampai terdistribusi

Sebab tak mengenal situasi

(07090405)

[Back]

 

 

Apa Tahu?

Lalu tahukah mereka itu

Rasa kuatir di dalam kalbu

Nias biasa lapar dan miskin

Hidup tertinggal, tanpa dijamin

Tapi kini tidurpun tak nyaman

Kalaupun gempa tak dihiraukan

Mana ada ketenangan hati?

Bila kan ada gempa tsunami

Jawaban pasti mereka butuh

Keterangan jelas para penyuluh

Akankah Nias, tanah tercinta

Hancur dilanda puncak bencana

Akan datangkah badai tsunami?

Siapa mampu menjawab pasti?

Adakah cara sirnakan ragu

Tenangkan hati yang sedang pilu?

Aduh. sungguh tak terbayang

Anak-anak yang hidupnya malang

Ditarik ibunya bergegas pergi

Tuju bukit pada dini hari

Dari pendopo di waktu subuh

Terengah-engah. berbasah peluh

Ah, ketika aku tidur nyaman

Mata mereka tak terpicingkan

Kena embun di alam terbuka

Dengan takut menatap samodra

Rasanya aku ingin menangis

Berdoa terus, tiada habis

Tuhan tolonglah, tolong mereka

Jangan tinggalkan, jangan dilupa

(07090405)

 

Makin Takut

Getaran gempa masih berlangsung

Di Nias orang takut dan bingung

terasa hingga ratusan kali

Begitu banyak dalam sehari

Beredar kabar tentang ancaman

Yang lebih besar waktu kedepan       

Dalam hitungan bulansajalah

Kembali alam murka tak ramah

Retakan pada lempengan bumi

Timbulkan gempa, dengan tsunami

Bahkan katanya Nias kan hancur

Tidak berbekas di laut lebur

Takut dan panik, landa semua

Ingin tinggalkan Niasakhirnya

Rupanya pakar berbangsa asing

Dan peralatan pengukur banding

Untuk memantau ke masa depan

Menambah takut akan ancaman 

(07090405)

 

Lari Pergi

Keluar dari Nias tercinta

Mencari jalan berebutcara

Lamban datangnya bantuan pusat

Buat mereka laparlah sangat

Getaran gempa yang tidak henti

Ditambah kabar yang tidak pasti

Menambah takut untuk bertahan

Membuat gentar seluruh kawan

Harus dicari jalan keluar

Supaya orang mau mendengar

Tak bisa harap pemerintahnya

Sebab terbatas dana dan daya

Bila ribuan tinggalkan Nias

Tali kendali kan lepas bebas

Keadaanpun kan makin parah

Penanganannya bertambah susah

Memang harus pergi kesana

Tetapi sungguh berat bebannya

Lagipun sangat mahalharganya

Semoga Tuhan menolong Nias

Dari derita semoga bebas

(07090405)

 

Gempa Lagi

Kata BMG dan jugaLIPI

Sebagai bahan 'tuk informasi

Dimohon tenang, supaya reda

Tetapi tetap awas waspada

Nanti selama hampir sebulan

Masih kan ada gempa susulan

Namun kuatnya dan intensitas

Akan menurun, akhirnya tuntas

Seiring lama jalannya waktu

Hingga akhirnya hilang berlalu

Semakin besar gempa utama

Gempa susulan akanlah lama

Juga berulang sering sekali

Walau dayanya melemah kini

(07090405)

 

Mana Kapal?

Pemerintah seolah tak mampu

Tindakannya sungguh bikin malu

Di Sibolga kapal tidak ada

Pakai tongkang kami berupaya

Orang asing membawa bantuan

Juga genset dengantongkang jalan

Semalam tadi ribuan orang

Mengungsi ke Sibolga dan Padang

Tapi Sibolga gempa sekarang

(07090405)

 

Ke Sibolga

Ribuan orang Nias pergi

Selamatlah yang mereka cari

Di Sibolga dan kota lainnya

Mereka tiba begitu saja

Datang seolah tanpa tujuan

Waktu malam tidur di emperan

Dicari tenda untuk pengungsi

Di penampungan sekarang ini

(07090405)

 

Baik Hati

Untunglah juga ada lembaga

Pelayanan kepada sesama

Yang mengarahkan ke penampungan

Lalu nantinya yang memulangkan

Para pengungsi yang dijumpai

Tersebar banyak di sana sini

Berbondong-bondong di pelabuhan

Dan tidur sembarang di emperan

Di Sibolga dan di kota Padang

Yang berdatangan pagi dan petang

Mereka dukung danbantu penuh

Bagian mana belum tersentuh

(07090405)

 

Hadap Mentri

Sebab trauma danketakutan

Ke-tak-jelasandan kelaparan

Buat exodus berlangsung terus

Penanganannya dirancang harus

Sebab timbulkan masalah baru

Yang menyedihkan dan buat haru

Sudah diminta ke pemerintah

Tapi tak mampu pegang amanah

Telinga bagai budek dan tuli

Lama tindaknya, lamban mengerti

Tidak boleh ini dibiarkan

Ditunggu-tunggu, tanpa jawaban

Malah jaringan non-pemerintah

Mau mendengar, gerak tak kalah

Maka majulah Himpunan Nias

Kepada mentri menuntut tegas

Supaya cepat ambil tindakan

Sebelum banyak terjatuh korban

Semoga Tuhan mau menolong

Menyentuh hati agar tak bohong

(07090405)

[Back]

 

 

Nanti Apa?

Satu hal lagi harus dipikir

Demi mencari jalan terakhir

Korban yang luka dalam rawatan

Di Sibolga juga kota Medan

Kala mereka kembali pulih

Pergi kemana harus memilih

Sebab dulu dievakuasi

Tinggalkan Nias untuk kembali

Tapi sekarang kampungnyahancur

Dan kondisinya begitu mundur

Mungkinkah tinggal di penampungan

Supaya hidup dapat bertahan

Bila ternyata harus begitu

Data yang lengkap menjadi perlu

Juga di mana nantinya tinggal

Hingga kembali ke tanah asal

Perlu didata jumlahnya korban

Mohon relawan bisa berperan

(07090405)

 

Tanya Hati

Oh Tano Niha, kampung halaman

Tempat terindah, tanah idaman

Apa yang kini jadi atasmu?

Akankah senyum hias wajahmu?

(07090405)

 

Ada Apa?

Entah ada apa dengan Nias? 

Yang di wajahnya duka terlintas

Semua yang aku kuatirkan

Terjadi sebagai kenyataan

Sungguh ini buatku takut

Dan rasa hatiku jadi kalut

Dari Monash, ada peneliti

Yang ramalkan prahara kembali

Katanya tepat di danau Toba

Akan ada maha bencana

Letusan volkanik yang amat dahsyat

Sehingga bumi bagai dilaknat

Walau geolog Medan membantah

Tetaplah hati menjadi resah

Oh, Apakah yang sedang terjadi?

Apa kau lihat di dalam mimpi?

(07090405)

[Back]

 

 

Alih Jaman

Mimpiku belum sampaikan sabda

Yang dalam hikmat berkata-kata

Apa yang nanti akan terjadi?

Di masa depan yang tersembunyi?

Ada yang katakan Akhir Jaman

Tapi mungkin hanya Alih Jaman

Harapku hanyalah yang kedua

Seperti ramalan bangsa Maya

Maka artinya kita di(h)ajar

Supaya sungguh mau belajar

Agar nantinya tabah dan tahan

Kala hadapi alihnyajaman

Karena perubahan yang besar

Akan datanglah untuk membongkar

Tatanan hidup yang sudah tua

Kemanusiaan yang penuh nista

Tahun dua ribu dua belas

Bulannya juga ke dua belas

Di hari ke dua puluh dua

Harinya Ibu di Indonesia

(07090405)

 

Harap Hati

Akhir jaman atau alih jaman

Sama timbulkan penderitaan

Memang semua sudahlah bebal

(H)ajaran keras yang masih tinggal

Apapun juga sulit merubah

Manusia bila sudah bertingkah

Ah puncaknya tujuh tahun lagi?

Bertambah buruk setiap hari?

Seminggu saja sudah sakitkan

Selama itu kan di'getar'kan?

Manalah tahan sampai puncaknya?

Mampukahkita bertahan lama?

Dalam iman pasti dikuatkan

Semoga saja, itu harapan

(07090405)

 

Wajah Yesus

Ada pesan di Nias terlihat

Yesus berduka di puing-puing

Reruntuhan yang pecah berkeping

Apakah benar aku tak tahu

Gemetar aku mengingat itu

Dahulu di Ambon dan Irian

Serta Kupang ada penampakan

Setelah itu malapetaka

Saling sakiti sanak-saudara

(07090405)

 

Akan Pergi

Sekarang aku berpamit diri

Akan ke sana dampingi mentri

Mungkin Yewangoe akan berangkat

Yupiter Gulo juga berniat

Titip Jakarta kota tercinta

Pulau harapan kini kutiba       

(07090405)

 

Apa Benar?

Pulau Harapan? Apakah benar?

Sebuah tempat yang nampak samar

Apa yang nanti akan kau jumpa?

Di perwujudan duka nestapa

Jangan-janganhanya kesedihan

Berpadukan keterbelakangan

(07090405)

 

Tekad Diri

Buat aku orang dari Nias

Harapan diri tak kan kulepas

Walaupun buat lainnya tidak

Bagiku tetap kuhapus jarak

Apalah arti Nias buatmu

Yang bukan Ono Niha darahmu

(07090405)

 

Tanya Dulu

Engkau yang hidup dalam impian

Tentang sebuah kampung halaman 

Dari masa yang lama terhilang

Dalam bayangan harapan usang

Deritanyakah yang kau tangisi?

Atau sepinya sunyi di hati?

(05070405)

 

Jangan Usik  

Sudahlah, jangan usik hatiku

Di saat ini kurasa pilu!

Airmataku, juga mereka

Satu di ujung pelupuk mata

ya dengan dua buah kata

'Jangan menangis,' maka segera

Air mataku menetes jatuh

Walaupun takkan aku mengeluh

Dan siapa akan pernah mengerti

Sebab tidaklahlangsung alami

(05070405)

[Back]

 

 

Awal Tangis

Rasa terusik di awal tangis

Di depan alam yang nampak bengis?

Engkaukah sosok yang ingin tampil

Sebab merasa diri terpanggil?

Berlipat ganda duka diemban

Nikmati berat derita beban?

Sanggupkah engkau hibur yang sedih 

Padahal hati sendiri pedih?

Wahai engkau yang menggelar rasa

Berhias linangan air mata

Sadarkah jalan yang engkau tempuh

Kan buat engkau lelah mengeluh?

Tak ada akhir, tak punya ujung?

Belumlah tentu buatmu agung?

Tiada tawa dan suka-cita?

Bergelimang air-mata duka?

(05070405)

 

Ikrar Juang

Dengarlah aku, dengarlah dengar

Dengan kakakku bersama ikrar

Antara kami satu kan tampil

Menjadi pemimpin yang terpanggil

Untuk membangun di Tano Niha

Kami kan juang teguh bersama

Mulai sekarang, saat kinipun

Hingga nantinya, sampai kapanpun

Di mana kamu akan berada

Ketika aku kerahkan daya?

(05070405)

 

Ono Niha

Tanpa kuatir, melangkah aku

Apapunujung hati dirindu

Hidup tanahku, nasib mereka

Bukan untukku, tanah lainnya

Amanat hidup, itulah ujung

RahasiaNyaYang Maha Agung

Perjuangannya yang lebih penting

Maka tak akan aku berpaling

Bentuk akhirnya tidak kutimbang

Yang terutama, rakyatku malang

Kalaulahbukan Si Ono Niha,

Apa perduli insan lainnya?

Aku Ono Niha,berpengharapan

Melangkah yakin diperjalanan

Demi kaumku akan kucapai

Apa yang sudah tulus dimulai

Suatu saat, ketika kaki

Tak lagi kuat untuk jalani

Kuyakin kaki-kaki lainnya

Akan teruskan demi tanahnya

Dan kami masih punyalahsatu

Kaki lainnya yang tetap mampu

Untuk menopang semua kaki

Yang lelah letih di jalan sunyi

Dia yang suci, luhur bertakhta

Di atas langit ke sembilanNya

Dia Penciptadan Yang Empunya

Nusa kasihku, O Tano Niha!

(05070405)

[Back]

 

 

Kata Orang

Seorang kawan berkirim pesan

Berita ngeri yang menggentarkan

Radio Inggris siarkan juga

Di Sumatra Barat akan gempa 

Skala richternya sampai sembilan

Kota Jakarta kan digoncangkan

Teruskan pada para sahabat

Agar berjaga bila kan gawat

(07090405)

 

Makin Luas

Ke Nias kabarpun terkirimkan

Maka datanglah kabar balasan

Sekarang banyak ramalan gempa

Membuat ngeri anak sebangsa

Benar tidaknya, kita doakan

Panik meluas semoga jangan

Tiba di Medan mendapat kabar

Tentang berita yang buat gempar

Menurut radio Australia

Akan gempa besar di  Asia

Banyak wilayah bakal ter-'urug'

Tanah Papua juga termasuk

Empat puluh jam hitung kedepan

Di waktu subuh tetap nantikan

Jangan terlelap, tetap waspada

Doa memohon, Tuhan kuasa

(07090405)

 

Harus Tanya

Radio Australia yang mana?

Dan mengutip otoritas apa?

Empat puluh  jam resah menanggung

Benarkah itu? Kapan terhitung?

Kamu sendiri memang mendengar

atau katanya orang di pasar?

(07090405)

 

Pesan Liar

Lalu pesanpun semakin liar

Dini hari nanti gempa besar

Kota Jakarta akan terkena

Dampak getaran sumber bencana

Tanya Gunawan, katanya bohong

Harap dibantah, luruskan tolong

Tapi siapa bisa prediksi

Datangnya gempa bagai pencuri

Pabila jahil kerjanya siapa

Dan lagi pula maksudnya apa?

(07090405)

[Back]

 

 

Makin Aneh

Tentang gempa di Tapanuli

Di danau Toba dahsyat sekali

Tadi ada di 'Rakyat Merdeka'

Kutipan dari orang Monash-nya

Sebab termasuk daerah rawan

Lempengan bumi yang bergesekan

Berita lainnya Gunung Salak

Yang kan meletus membawa dampak

Hingga ke Depok di utaranya

Semua rusak kena bencana

Mungkinkah memang bisa terjadi?

Setelah lama berdiam sepi?

Seperti Gunung Galunggung dulu

Yang tiba-tiba meletus itu

Di samping itu jugaterbaca

Yang resah bukandi Nias saja

Tapi seluruh pantai di barat

Pulau Sumatra gelisah sangat

Hingga banyaklah orang mengungsi

Tempat yang aman mereka cari

(07090405)

 

Lalu Apa?

Semua itu bisa terjadi

Maka wajarlah takut  hadapi

Mengungsi jauh jadi pilihan

Pada mentri itu disampaikan

Selebaranpun disebar luas

Supaya terbaca orang Nias

'Badaitsunami belumlah pasti

Kemungkinannya kecil sekali'

Lalu harusnya bila ada ramalan

Janganlah hanya beri bantahan

Biarlah pakar sini dan sana

Dipadukan untuk kerja-sama

Supaya gempanya diteliti

Maka dapat diantisipasi

Hasilnyapun disebar-luaskan

Berbahasa awam disampaikan

Agar mengerti dan tidak panik

Serta semangat hidupnya naik

Tapi kebutuhan yang mendasar

Perlu jugalah diberi benar

Di Nias dan kawasan terdekat

Kepulauannya dan pantai barat

Berharap sungguh mentri bergerak

Agar aparat tegas bertindak

Membantu rakyat dan para korban

Menghibur orang yang kehilangan

(01100405)

 

Hanya Janji

Alat berat cukup tersedia?

Waktu dihitung tak benar juga

Apa cukup beras dibagikan?

Sebab banyak yang tak mendapatkan

Seorang pastor sampai terkena

Gangguan jiwa sebab tersiksa

Melihat anak-anakpengungsi

Tak punya makan, berlapar diri

Kemana, mentri, berasnya itu?

Manakah kapal pengangkutanmu?

Dapur umum serta alat medis?

Juga tenda bagi yang menangis?

Kenapa hanya yang swasta saja

Tampak bergiat layani massa?

Janganlah kamu bohongi rakyat

Agar nantinya tidak dilaknat!

(01100405)

 

Ayo Mentri!

Setelah warga dihimbau pulang

Pasti akhirnya kembali datang

Di mana tinggal mereka nanti

Sebab rumahnya hancur sekali

Desaklah mentri dan para kawan

Agar rumah darurat adakan

Dengan fasilitas yang memadai

Supaya orang merasa damai

Sarana pasar dibuatkanlah

Juga kantor-kantor pemerintah         

Gerakkanlah roda ekonomi

Dengan modal dan investasi

Agar hasil buminya terjual

Dan rakyat mau menetap tinggal

(01100405)

[Back]

 

 

Jangan Bohong!

Di Sore ini ada acara

Malam Peduli Nias nestapa

Diharap hadir seorang mentri

Sebab katanya sudah berjanji

Tapi menko-nya tak pasti datang

Malahan rapat ia mengundang

Maka besoklah diberi tahu

Di saat tiba waktu bertemu

Bahwa ujarnya belum teruji

Berbagai janji tidak terbukti

Bahwa semua bentuk bantuan

Sangat jauh beda di lapangan

Perlu desaklah mereka terus

Supaya mampu berpikir lurus

Jangan bohongi terus-terusan

Masyarakat yang susah terbeban

(01100405)

 

Akhir Kata

Kepada Ono Niha, kawanku

Doa yang tulus naik bagimu

Semoga tetap teguh semangat

Agar rakyatmu sehat selamat

Walaupun pena berhenti tulis

Tentang Nias yang sedang menangis

Kata di hati tetap terucap

Sebagai doa di dalam sikap

Semoga harap terjaga masih

Semoga Nias kembali pulih

(01100405) 

[Back]

 

 

[BeN Poetica]

 

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 11/06/2015