[1989 ] ****************************************************************************************** SUATU MALAM DI LEGOK ANTREM………………………………………………….. Ilmu itu adalah ilmu yang dinamakan ‘rasa sejati’ Yang telah dikenal dari masa remaja hingga sekarang Bentuknya sangat sederhana, tanpa hiasan apapun juga Memang seringkali disajikan dalam kalimat yang luhur Dengan rangkaian kata dan gambaran yang sempurna Tetapi itu semua hanyalah untuk menarik pendengar
Tentang apa yang disebut rasa itu semuanya sudah jelas Ada rasa pada kelima indra, yaitu rasa-rasa pendengaran, Penglihatan, penciuman, pengecapan dan persentuhan Kelimanya itu disebut rasa pada raga yang menghubungkan Menjembatani dalamnya manusia dengan keadaan di luarnya Kemudian ada yang disebut pula getaran rasa tubuh Getaran kasar dirasakan mengalir ketika berolah-raga Sedang getaran yang halus naik dari tulang belakang Terus ke puncak kepala dan turun kembali ke bawah Ketika manusia sedang bersujud dalam keheningan diri
Selanjutnya ada lagi rasa yang berlangsung di dalam hati Di sebut rasa perasaan, yaitu perasaan senang-susah, Bahagia-sedih, puas-kecewa, marah-menyayangi, Pasti-meragu, dan begitu banyak lagi contohnya Perasaan ‘rasa’ bekerja sama dengan pikiran ‘cipta’ Berjalan seiring dengan kemauan ‘karsa’ pada manusia Saling melengkapi, mengimbangi dan menyempurnakan
Bila ketiganya telah menyatu dan utuh dalam keterpaduan Dalam keheningan diri tibalah seseorang di sebuah alam Tempat persemayaman ‘rasa’ bahagia, ‘cipta’ murni, ‘karsa’ luhur Yang ketiganya menunggal dalam keadaan ‘olah rasa sejati’ Rasa Sejati yang disebut Guru Sejati, Pandita Sejati, Suksma Sejati Yaitu inti kepribadian manusia di kala berada di Firdaus Rasa Sejati dapat dirasakan, tetapi tidak dapat disentuh Rasa Sejati dapat diperoleh, tetapi tidak dapat dimiliki Rasa Sejati dapat diberikan, tetapi tidak dapat diakui Karena itu katakanlah pada mereka yang bertanya: ‘Ilmu itu bukanlah ilmu, berisi tetapi kosong’ …………………………………………………………….. Kemudian pengiring setia mengungkapkan penglihatannya Yaitu sebuah lingkaran terang yang berwarna kuning emas Di dalamnya terlihat seorang anak kecil sedang bermain air Lalu ada seorang anak lain kecil lainnya di dalam perahu Juga seorang anak kecil yang ketiga sedang mendorong perahu Sesungguhnya itulah gambaran tentang pikiran, perasaan, kehendak Dalam keadaan luhur disebut Rasa Sejati Seperti disebut dalam sebuah mantra berbahasa Jawa:
Tumuruning wiji sejati Wijining bumi, banyu, geni, angina Lantaraning bapa-biyung Ya aku sukmaning Allah ………………………… Pendawa lima sepening galih …………………………… Memang Rasa Sejati itu adalah karunia bagi manusia ……………………………………………………………. Kemudian tiba lagi tawaran yang belum lama ini diterima Dari wanita cantik, berkulit kuning langsat, berbibir indah Yang anggun dalam keheningan dan penuh birahi dalam tarian Tubuhnya ranum berisi dan sikapnya sangat menawan hati ………………………………………………………….. Tapi, bila diterima tawaran, ajakan dan undangannya itu Apakah kiranya persyaratan yang dikehendaki olehnya? …………………………………………………………. Pikiran ditentukan oleh pikiran dan hati tiap manusia Setelah ditimbang oleh ‘cipta, rasa’ dan karsa dalam diri Bila ia diterima sebagai kekasih dan kawan dalam birahi Maka dirinya menjadi sumber kenikmatan tanpa putusnya Tetapi bila ia disambut sebagai ibu yang berwatak luhur Maka dirinya menjadi sumber nasihat, petunjuk, bimbingan …………………………………………………………. Tentukanlah dengan sebaik-baiknya oleh dirimu sendiri Siapkanlah taman yang indah dan asri bagi dirinya Dengan rumput, tanaman, pohon dan bunga-bungaan Yang dilengkapi dengan kolam, pancuran, jalan berbatu …………………………………………………………. (1989)
|
Copyright©soneta.org 2004
|