Enderson Tambunan 01erpadu Dalam Semangat***************************************************************************************************************************
01 Berpadu Dalam SemangatEmpat Februari sembilan belas delapan tujuh Dentang-denting kembali bergema Kata demi kata kembali mengalir Harapan diperbarui memancar lagi Setelah sekian bulan terhenti Tatkala izin dicabut pemerintah
Lama sudah kapal kita layarkan Lama sudah tekad kita patrikan Lama sudah misi kita perjuangkan Riak, gelombang, banjir, badai, Berjuta rintangan terempas Manis, nikmat, kenangan bahagia Terlalu indah untuk dikenang Terlalu sedih untuk dilupakan
Wolas dari Papua, Hamzah dari Aceh` Miko dari Tapanuli, Chris Mboeik dari NTT, Aa dari Priangan, Luther dari Manado, Marcelius dari Sulsel, Dan ratusan lainnya dari Nusantara Merajut hari-hari, menuliskan suka dan duka bangsa, Menorehkan tinta emas dalam sejarah jurnalistik Lihatlah lemari pajangan itu Bukalah arsip-arsip itu, Di sana terangkum berbagai cerita Di sana diabadikan berjuta gambar Tidada yang letih kendati sayap tergetar Tiada yang pergi sebelum pena digoreskan Perlahan, tapi pasti, kita maju
Delapan belas tahun sudah kapal berlayar Bung Albert Situmorang t'lah pergi selamanya Lystiorini dan beberapa sahabat lainnya Tak lagi bersama kita, mendayung di tempat lain
Istri dan anak-anak sering ditinggalkan Terkadang menangis rindu papa Jangan lupakan doa kawan Yang sakit tak berdaya Bernadus Sendouw selalu dikenang
Layarkanlah terus kapal Sibak gelombang, terjang badai
Lama sudah pena digoreskan Lama sudah kapal berlayar Sembilan belas sembilan puluh tujuh Badai menerjang, menggetar kapal Riak kian besar, gelombang kian ganas Sebentar oleng, sebentar tegar Oleng lagi dan tetap berdayung Berulang kekuatan dipompa Berulang organisasi diganti Oh, jangan sampai kandas Para pemimpin dan kawan-kawan Berdayunglah sekuat tenaga Berpadulah dengan semangat Mari, dekatkan dirimu Cegah kapal tenggelam Cegah impian terkubur Jangan biarkan anak-anak di rumah menatap kosong Kala ayah tak lagi ke kantor Jangan biarkan istri bertanya Kala suami tak menelpon dari kantor Jangan biarkan kekasih berdiam Kala pacar tak lagi romantis
Pertajam terus pena Tegarkan terus kritik Tetaplah berteriak untuk mereka yang tertindas Buruh yang tak terima UMR Guru yang tak juga naik pangkat Rakyat yang ditembak di tempat public TKI yang diburu di Negara tetangga Suarakan berjuta duka lainnya
Layarkan terus kapal Perjuangkan terus misi Rengkuh kembali kejayaan Kembalikan yang t'lah lepas Di Bandung, Medan, Semarang, Yogya, Surabaya
Layar sobek, kemudi retak, bekal habis Jangan jadi penghalang Jauh, masih jauh pelabuhan Dekatkan dirimu Berpadulah dalam semangat Bangkit dan bangkitlah
Jakarta, 3 Februari 2005
Dibacakan Pada HUT SUARA PEMBARUAN Jumat, 4 Februari 2005 Enderson Tambunan
|
Copyright©soneta.org 2004
|