003 Muhammad Yamin (1903)

 

01 Perasaan  02 Gubahan 03 Gamelan 04 Gembala 05 Bukit Barisan

******************************************************************************************************

   

   

   

 
01 Perasaan

Hatiku rawan bercampur hibur

Mendengarkan riak desir-mendesir

Menuju ke pantai di tepi bergisir

     Berlagu dendang sumber-menyumber.

Ombak bergulung hambur-menghambur

Mencari tepi tanah pesisir

Lalu terhempas di padang pasir

Buih berderai, putih bertabur.

Duduk begini di bulan terang

Mendengarkan gelombang memecah di karang

Rasakan putus jantungku gerang

Setelah selebu sedemikian menyerang

Terdengarlah suara merdu menderang:

‘Perasaan tinggi pemuda sekarang’

                                                                 [Back]

 

 

02 Gubahan

Beta bertanam bunga cempaka

Di tengah halaman tanah pusaka,

Supaya selamanya, segenap ketika

Harum berbau, semerbak belaka.

Beta berahu bersuka raya

Sekiranya bunga puspa mulia

Dipetik handaiku, muda usia

Dijadikan karangan, nan permai kaya

Semenjak kuntuman, kecil semula

Beta berniat membuat pahala,

Menjadikan perhiasan, atas kepala.

O  Cempaka, wangi baunya

Mari kupetik seberapa adanya

Biar kugubah waktu la’i muda.

                                               [Back]

 

03 Gamelan

Tersimbah hati melihat bulan,

Diiringi awan kanan dan kiri;

Bagaikan benda berseri baiduri,

Sedangkan bintang timbul-timbulan.

Di waktu purnama berjalan-jalan

Seorang sahaja sayang sendiri;

Digundah lagi di malam hari,

Turun naik bunyi gamelan.

Lamalah sudah, padam suara,

Dibawa angin ke mana tujunya.

Kemudian hilang dalam udara.

Entah di mana sekarang duduknya,

Tetapi hatiku tiada terkira;

Siang dan malam dimabuknya.

                                                [Back] 

 

04 Gembala

Perasaan siapa tidak kan nyata

Melihatkan anak berlagu dendang

Seorang sahaja di tengah dendang

Tiada berbaju buka kepala

Beginilah nasib anak gembala

Berteduh di bawah kayu nan rindang

Semenjak pagi meninggalkan kandang

Pulang ke rumah di senja kala

Jauh sedikit sesayup sampai

Terdengar olehku bunyi serunai

Melagukan alam nan elok permai

Wahai gembala di segara hijau

Mendengar puputmu menurutkan kerbau

Maulah aku menurutkan dikau

                                               [Back]

 

 

 
 
05 Bukit Barisan

Hijau tampaknya Bukit Barisan

Berpuncak Tanggamus dengan Singgalang

Putuslah nyawa hilanglah badan

Lamun hati terkenal pulang

Gunung tinggi diliputi awan

Berteduh langit malam dan siang

Terdengar kampung memanggil taulan

Rasakan hancur tulang belulang

Habislah tahun berganti jaman

Badan merantau sakit dan senang

Membawakan diri untung dan malang

Di tengah malam terjaga badan

Terkenang bapak sudah berpulang

Berteduh selasih kemboja sebatang

                                                          [Back]

 

 

[Soneta Nusantara] - [Nusantara Sonnets]

 

 

 Copyright©soneta.org 2004  
 For problems or questions regarding this web contact
[admin@soneta.org] 
Last updated: 14/06/2015