005 J E Tatengkeng ( 1907 )
01 Sukma Pujangga 02 Di Pantai, Waktu Petang 03 Bulan Terang 04 Di Bawah Pohon 05 Berikan Daku Belukar 06 Sepantun Laut 07 Panggilan Pagi Minggu 08 O Kata
******************************************************************************************************
01 Sukma PujanggaO lepaskan daku dari kurungan, Terus menjelma, Ke Indah Kata! Biarkan daku terbang melayang, Melampaui gunung, nyebrang harungan, Mencari Cinta, Kasih dan Sayang. Aku tak ingin dipagari rupa! Kusuka terbang tinggi ke atas, Meninjau hidup aneka puspa, Dalam alam yang tak terbatas … Tak mau diikat erat-erat, Kusuka merdeka mengabdi seni, Kuturut hanya semacam syarat, Syarat gerak sukma seni. Kusuka hidup! Gerakan sukma, Yang terpancaran dalam mata.
02 Di Pantai, Waktu PetangMercak-mercik ombak kecil memecah,Gerlap-gerlip sri syamsu mengerling, Tenang-menyenang terang cuaca, Biru kemerahan pegunungan keliling. Berkawan-kawan perahu nelayan, Tinggalkan teluk masuk harungan, Merawan-rawan lagunya nelayan, Bayangan cinta kenang-kenangan. Syamsu menghintai di balik gunung, Bulan naik tersenyum simpul. Hati pengarang renung termenung, Memuji rasa-sajak terkumpul. Makin alam lengang dan sunyi, Makin merindu Sukma menyanyi
03 Bulan TerangSunyi lengang alam terbentang,Udara jernih tenang. Di langit mengerlip ribuan bintang, Bulan memancar caya senang. Angin mengembus tertahan-tahan, Dan berbisik rasa kesukaan. Bulan beralih perlahan-lahan, Menuju magrib tempat peraduan. Hati yang masygul menjadi senang, Sukma riang terbang melayang, Karna lahir Kerinduan semalam: Ribaan Hua yang kukenang, Kudapat t’rang, kasih dan sayang, Serta damai hati di dalam
04 Di Bawah PohonDaunan kayu permainan angin, Sinarnya syamsu hinggap di dahan, Wayu berembusan hawa yang dingin, Semerbak bunga berkelimpahan. Duduk berdua dalam percintaan, Lupakan alam makhluk semua. S’mbari merangkai tali kerinduan, Hubungkan sukma kami berdua. Adindaku! Di sini kita senang, Kini cinta berlimpah di mata, Kasih yang merindu susah ditahan; Untung selamat selalu dikenang, Persatuan jiwa bertambah nyata, Yang kekalan, anugrah Tuhan. [Back]
05 Berikan Daku BelukarTerhanyut oleh aliran zaman, Indahlah taman, Aku terdampar di dalam taman, Indahlah taman, Kuheran amat, Di mata zaman! Memandang tempat! . . . . . . . . . . . . . Di situ nyata kuasa otak, Dan kalau hari sudah petang, Taman dibagi berpetak-petak, Ribuan orang ke taman datang, Empat segi, tiga segi . . . . . . . . . . . . . Yang coreng-moreng tak ada lagi. Berikan daku Belukar saja, Rumput digunting serata-rata. Tempat aku memuji Rasa! Licin sebagai birun kaca. Bunga ditanam beratur-atur, Tegak sebagai bijian catur. Jalan digaris selurus-lurus, Bersih, sehari disapu terus!
06 Sepantun LautDuduk di pantai waktu senja, Naik di rakit buaian ombak, Sambil bercermin di air kaca, Lagi diayunkan lagu ombak. Lautan besar bagai bermimpi, Tidak gerak, tetap berbaring Tapi pandang karang di tepi, Di sana ombak memecah nyaring Gerak dalam diam, Diam dalam gerak, Menangis dalam gelak, Gelak dalam bermuram, Demikian sukma menerima alam, Bercinta, meratap, merindu dendam
07 Panggilan Pagi MingguSedang kududuk di ruang bilik, Bermain kembang di ujung jari, Yang tadi pagi telah kupetik, Akan teman sepanjang hari. Kudengar amat perlahan, Mendengung di ombak udara, Menerusi daun dan dahan, Bunyi lonceng di atas menara. Katanya : Kupanggil yang hidup, Kukui apang biahe, Kutangisi yang mati, Lulungkang u apang natePinta jiwa jangan ditutup, Luaskan Aku masuk ke hati Masuklah, ya, Tuhan dalam hatiku!
08 O KataSudah genap … O kata Dua patah, Yang dikata dengan nyata, Oleh badan payah patah. Itu kata Ada berita, Terbesar dari sewarta, Karna oleh kata nyata Tuhan menang segala titah! Karna kata, Aku serta Oleh Allah diberi harta Selamat alam semesta
[Soneta Nusantara] - [Nusantara Sonnets]
|
Copyright©soneta.org 2004
|