019 M Rustandi Kartakusuma ( 1921 )
01 Aku Bulan 02 Paradise Lost 03 Tuhan, Bentangkan Langit 04 Aku Sebutir Pasir
***************************************************************************************************************************
01 Aku BulanAku bulan Melekap di langit petang. Dalam expres secepat ini Aku tidak tahu Buat apa dadaku berkembang kempis Karena tidak bisa kupastikan Mana yang lari: Aku, expres, tiang tilpun atau bulan itu. Yang kita gantung hari ini Mungkin besok serkah Dan kita jatuh ke atas cactus yang menjulang. Batas mimpi dan jaga Mengabur antara takhyul, kepercayaan dan Pengetahuan [Back]
02 Paradise LostDi atas ubun-ubunmu Dan keturunanmu Terbeku getah buah khuldi Yang meleleh melawan kehendak-Ku Ditiup tingkah angin Kau ‘ kan terberai pecah. Tapi dalam berai itu Kepala ‘kan menoleh-noleh: Rindu! Gelisah! Kembali ta’kan Kuizinkan Sebelum kau melompat dari seribu kira Ke seribu rupa Dalam mencari yang tampak di langit, Tapi letaknya di denyut jantung sendiri
03 Tuhan, Bentangkan LangitTuhan, Bentangkan langit di atasku Jernih! Bangkit badanku ke negaraMu, Tempat Engkau termenung Melihat aku dalam baju ini. Lama sudah lonceng Kau bunyikan, Gapura ternganga: Aku boleh naik! Tapi kenapa denyar dan gema Masih saja Kau biarkan memperebutkan aku, Hingga piala yang penuh Tertumpah, darah meleleh Dan tangan-tulang mengapai-gapai?
04 Aku Sebutir PasirAku sebutir pasir Di pesisir yang berlari Dari rimba belukar ke muara yang bersuci. Kenapa menggelepar Hendak menghentikan jarum jam Dan menutup kantor pos Waktu musuh membom itu? Kenapa menggigil dan cemas Dan menyumpah habis-habisan Sedang laut melebar Sekitar titik ini? Aku, bumi dan hidup ini Cuma tiga butir pasir Di pesisir yang tidak bertepi.
[Soneta Nusantara] - [Nusantara Sonnets] |
Copyright©soneta.org 2004
|